Pesan Puasa Ramadhan dari Nabi Muhammad untuk Musafir
Nabi Muhammad memberikan pesan puasa Ramadhan untuk musafir.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan, tentu adakalanya seorang Muslim melakukan perjalanan jauh. Namun yang menjadi pertanyaan, haruskah yang bersangkutan tetap berpuasa? Ataukah perlu membatalkannya? Pilihan seperti apa yang lebih baik dilakukan?
Nabi Muhammad SAW telah memberikan tuntunan tentang puasa bagi para musafir yakni orang-orang yang melakukan perjalanan. Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan puasa dan juga pernah tidak berpuasa saat sedang dalam perjalanan.
Karena itu, Islam mengajarkan untuk tidak mencela musafir yang tidak melaksanakan puasa dan tidak pula mencela musafir yang tetap berpuasa. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Pertama adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Janganlah mencela orang yang puasa dan orang yang tidak puasa dalam perjalanan. Karena Rasulullah SAW pernah puasa dan tidak puasa dalam perjalanan." (HR Muslim)
Kedua, ialah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Dalam suatu perjalanan, Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki dikerumuni banyak orang, lalu orang itu dilindungi oleh beliau seraya bertanya, "Mengapa dia?"
Mereka menjawab, "Dia puasa." Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puasa dalam perjalanan tidak termasuk kebajikan, apabila dengan puasa itu ia mendapat kesulitan karena perjalanannya yang jauh dan berat." (HR Muslim)
Ketiga, hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA. Dia berkata, "Kami ikut berperang bersama Rasulullah SAW pada tanggal enam belas Ramadhan. Di antara kami ada yang puasa dan ada pula yang berbuka. Namun tidak ada orang puasa mencela orang berbuka, atau sebaliknya orang berbuka mencela orang puasa." (HR Muslim)