Doa Mohon Perlindungan dari Godaan Setan
Setan akan terus berupaya menyesatkan manusia hingga hari kiamat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setan tak akan pernah berhenti menggoda manusia. Ia akan terus berupaya menyesatkan manusia hingga hari kiamat. Setan menggoda manusia dengan membuat kebimbangan di hati manusia terhadap perkara-perkara yang dilarang agama.
Sehingga manusia tersebut terjerumus dan melakukan perkara yang dilarang tersebut. Setan pun menjerumuskan manusia dengan kalimat-kalimat penjelas pujian. Hingga pada akhirnya pujian-pujian itu mendorong manusia menjadi sombong dan jauh dari ketawadhuan.
Rasulullah SAW telah mengajarkan sebuah doa memohon perlindungan Allah SWT dari godaan dan tipuan setan. Berikut redaksinya:
Doa Mohon Perlindungan dari Godaan Setan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَهَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
Allahuma inny a'udzubika minasyaithoni rojiymi wa hamzahi wa nafakhihi wa naftsihi
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari setan yang terkutuk dan dari godaannya dan dari tiupannya dan dari hembusannya.
Doa ini terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut redaksi lengkap haditsnya:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَهَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ قَالَ هَمْزُهُ الْمُوتَةُ وَنَفْثُهُ الشِّعْرُ وَنَفْخُهُ الْكِبْرُ
Telah menceritakan kepada kami Ali Ibnul Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami ibnu Fudlail berkata, telah menceritakan kepada kami 'Atho` bin As Sa`ib dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi ﷺ, beliau mengucapkan, "Allahuma Inny A'udzubika minasyaithoni rojiymi wa hamzahi wa nafakhihi wa naftsihi."
(Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan yang terkutuk; dari goda, tiupan dan hembusannya)." dia menjelaskan, "Godaannya adalah kebimbangan, tiupannya adalah syair dan embusannya adalah kesombongan (HR. Ibnu Majah)