IHSG Dibuka Turun Mengekor Bursa Global
IHSG mengalami koreksi tipis sebesar 0,15 persen ke level 6.667,90.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merwh pada perdagangan pagi ini, Senin (20/3/2023). IHSG mengalami koreksi tipis sebesar 0,15 persen ke level 6.667,90.
Penurunan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia pagi ini yang mayoritas dibuka melemah setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu berakhir turun akibat kekhawatiran mengenai stabilitas sektor perbankan kembali muncul.
"Banyak investor mencari rasa aman dalam aset-aset yang di anggap aman (safe haven) seperti surat utang Pemerintah," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (20/3/2023).
Kekhawatiran ini menyebabkan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah anjlok. Yield US Treasury Note bertenor 10 tahun berada di level 3,42 persen setelah anjlok 16 bps.
Investor mempertimbangkan prospek saham-saham perbankan dan mengantisipasi apa yang bank sentral AS (Federal Reserve) akan lakukan pada pertemuan kebijakan mereka minggu ini.
Sejumlah bank yang membutuhkan dana segar telah meminjam sekitar 300 miliar dolar AS dari Federal Reserve sepanjang minggu lalu. Dari jumlah tersebut, 143 miliar dolar AS di tujukan untuk Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Selain itu, 153 miliar dolar AS dipinjam melalui fasilitas pinjaman Discount Window. Dengan demikian, jumlah pinjaman melalui Discount Window minggu lalu melebihi jumlah pinjaman pada puncak krisis finansial global 2008.
Menurut peraturan, bank dapat meminjam dari Discount Window hingga 90 hari. Biasanya dalam satu minggu hanya sekitar 4 miliar dolar AS hingga 5 miliar dolar AS yang dipinjamkan melalui Discount Window.
Lebih lanjut, Federal Reserve juga telah mengucurkan pinjaman lebih dari 11,9 miliar dolar AS melalul Bank Term Funding Program (BTFP), sebuah program darurat yang baru saja di luncurkan minggu lalu.
Di tingkat global, sejumlah bank sentral, termasuk Federal Reserve, ECB dan BOJ berjanji untuk memperdalam bantuan likuiditas dengan meningkatkan frekuensi operasi 7-day USD Swap menjadi harian dari sebelumnya mingguan.
Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) emas naik tajam di tengah pelemahan nilai tukar dolar AS setelah gelombang krisis perbankan menghantam pasar saham. Hal ini memperkuat ekspektasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga dengan terlalu agresif dalam memerangi inflasi.