Pakar: Jika Puan Jadi Capres PDIP, Ganjar akan Dirangkul Partai Lain
Posisi Ganjar di partai tidak sekuat Prabowo Subianto di Gerindra.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat Asrinaldi mengatakan, poros Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan bergantung pada nama atau calon yang bakal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Jadi poros presiden sekarang ini, di partai mana pun tergantung di PDIP semuanya," kata Asrinaldi di Padang, Rabu.
Analisis tersebut, menurut Asrinaldi, bukan tanpa alasan. Pertama, jika PDIP mengusung Puan Maharani maju pada Pilpres 2024, otomatis beberapa partai atau koalisi partai tertentu akan mencoba merangkul Ganjar dan mendeklarasikan.
Kemudian, setelah nanti PDIP mendeklarasikan siapa nama calon yang akan bertarung pada Pemilu 2024, maka peta politik akan semakin jelas, termasuk berapa pasang nama yang akan ikut dalam kontestasi politik lima tahunantersebut.
Terkait pernyataan adik Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yang menyatakan tidak mungkin atau tidak ingin Prabowo Subianto menjadi wakil Ganjar Pranowo, ia menilai hal tersebut cukup beralasan.
"Saya pikir memang betul karena Ganjar dari PDIP, tetapi tiketnya untuk Puan bukan untuk Ganjar," ujarnya.
Artinya, papar dia, posisi Ganjar di tubuh partai tidak sekuat Prabowo yang merupakan Ketua Umum DPP Gerindra. Selain itu, Prabowo Subianto hanya butuh dukungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) apabila nantinya Gubernur Jawa Tengah tersebut batal diusung PDIP.
Oleh karena itu, lanjutnya, pesan yang disampaikan Hashim Djojohadikusumo sangat jelas dan realistis. Apalagi, jika melihat pengalaman politik dan kedinasan militer Prabowo jauh lebih matang dibandingkan Ganjar.
Selain itu, ujar dia, dari segi usia, eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Ke-15 tersebut lebih tua 16 tahun dari Gubernur Jawa Tengah yang baru memasuki usia 55 tahun pada Oktober 2023.