Mobil China Kuasai 40 Persen Pasar Mobil di Rusia

Pasar merek Eropa, Jepang, dan Korea kini tinggal 22 persen dari semula 70 persen.

Reuters
Sebuah mobil yang diproduksi oleh produsen mobil China Chery dipajang di sebuah dealer di Vladivostok, Rusia, 22 Maret 2023.
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW-Ketika produsen mobil Barat berbondong-bondong angkat kaki dari Rusia setelah negara itu menyerang Ukraina, produsen mobil China mengisi pasar yang ditinggalkannya. Masalahnya hal itu kemudian berdampak bagi konsumen otomotif di negara tersebut.

Baca Juga


Konsumen dihadapkan padahal pilihan yang sempit dan juga sulit. Konsumen mobil Rusia terpaksa harus menerima fakta bahwa mobil yang ada di pasaran kini diisi oleh banyak merek mobil China dan dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Merek China seperti Haval, Chery, dan Geely pada Januari dan Februari 2023, menguasai hampir 40 persen pasar mobil baru Rusia. Data dari agen analitik Autostat dan perusahaan konsultan PPK menunjukkan, pangsa pasar tersebut naik dari sebelumnya yang  kurang dari 10 persen pada Januari dan Februari 2022. Merek China tersebut memanfaatkan peluang yang ditinggalkan oleh keluarnya perusahaan seperti Renault, Nissan, dan Mercedes.

Namun, konsumen otomotif Rusia tidak puas dengan merek China. Mereka terutama sekali mengeluhkan soal transmisi. Reuters berbicara dengan beberapa konsumen individu dan dealer yang menganggap kualitas beberapa mobil China lebih rendah dibandingkan mobil-mobil merek Barat. Karena itu pakar industri mengatakan pabrikan China perlu meningkatkan reputasi mereka bahkan ketika pangsa pasar mereka melonjak.

Stepan, 28 tahun, yang belakangan semakin sering mengendarai mobil China mengaku fitur carsharing, termasuk yang perlu disempurnakan. Di antara keluhannya adalah kelancaran berkendara.

"Saya berhasil membeli Skoda pada 2022. Jika Anda menginginkan pendapat jujur ​​saya, perbedaannya (dengan mobil China) sangat besar," katanya kepada Reuters di dealer Favorit Motors Moskow sebagaimana dilaporkan Reuters Sabtu (25/3/2023)

Produsen mobil Ceko Skoda Auto, bagian dari Grup Volkswagen dan salah satu dari beberapa pembuat mobil Barat yang memiliki produksi mobil lokal, sedang dalam tahap akhir kesepakatan untuk menjual asetnya di Rusia setelah sanksi Barat akibat Moskow mengirim pasukan ke Ukraina Februari 2022 lalu.

Sedangkan Alexander, 74, saat membeli mobil China barunya, lebih memilih mencari mobil yang mencakup teknologi Swedia. "Saya yakin pada waktunya keandalan akan meningkat," katanya. "Misalnya, saya tahu bahwa (Geely) Tugella memiliki mesin Volvo," katanya.

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada hari Jumat (24/3/2023) setelah kunjungan ke China pada bulan Desember tahun lalu bahwa kerja sama dengan pabrikan China baik dan persepsi konsumen bahwa mobil China jelek sudah ketinggalan zaman.

"Kami biasa menertawakan beberapa desain mereka, tetapi saya pergi dengan mobil lokal dan melihat yang lain," katanya. "Saya akan mengatakan terus terang: mobil yang saya kendarai pasti tidak lebih buruk dari Mercedes."

Sebagian besar produsen mobil Barat, yang telah bersaing dengan pembuat mobil domestik untuk mendapatkan pangsa pasar sejak mereka mulai membangun pabrik di Rusia pada awal tahun 2000-an, menghentikan operasinya musim semi lalu.

"Seluruh hidup kami berfokus pada merek-merek Eropa, Jepang, Amerika dan tidak secara khusus memperhitungkan pasar China, yang...telah berkembang dengan kecepatan luar biasa," kata Vladimir Shestak, direktur umum Altair-Auto di Vladivostok, yang dilernya berspesialisasi dalam merek Mercedes-Benz dan Geely.

Meskipun sebagian besar perusahaan asing telah keluar dari Rusia atau sedang dalam proses keluar, stok yang tersisa dan impor paralel tetap dijual untuk saat ini.

Merek Lada produsen domestik Avtovaz adalah yang paling populer di Rusia. Renault, sebagai bekas pemegang saham pengendali di Avtovaz, memiliki pangsa pasar tertinggi di antara produsen asing sebelum Rusia memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.

Mobil China dari hari ke hari semakin mengisi kekosongan pasar, tapi karena reputasinya masih dipertanyakan tetap akan menjadi masalah, kata pakar industri otomotif Sergey Aslanyan.

"Ya, mereka hampir tidak memiliki pesaing lagi di sini," katanya. "Tapi itu tidak berarti orang akan mengubah pendapat mereka dengan cepat."

Pangsa pasar merek China mencapai 37,15 persen pada Januari-Februari 2023, naik dari 9,48 persen tahun sebelumnya, menurut data Autostat dan PPK. Penjualan merek Eropa, Jepang dan Korea yang keluar turun menjadi 22,6 persen dari sebelumnya 70 persen.

Namun demikian, di tengah anjloknya penjualan mobil baru, yang merosot 58,8 persen pada tahun 2022 karena standar hidup yang lebih rendah dan keinginan untuk kendaraan buatan Barat, menyebabkan orang mengurangi pengeluaran. Selain itu mereka akhirnya membeli lebih banyak mobil bekas.

Sementara itu, untuk menggambarkan kerja sama yang semakin baik, Haval China sekarang memproduksi mobil secara lokal. Bermarkas di Moskow, Moskvich era Soviet dihidupkan kembali menggunakan suku cadang mesin, desain, dan teknik dari JAC China.

Sayangnya, keluhan lain bagi konsumen adalah soal harganya. Bahkan Medvedev mengatakan harga Moskvich terlihat agak tinggi. Model 3 berharga sekitar 2 juta rubel (26.195 dolar AS). Padahal harga Lada Granta, mobil yang paling banyak terjual di Rusia, dipasarkan mulai dari sekitar 600.000 rubel.

"(Orang Cina) mendatangkan banyak mobil, tetapi jika kita berbicara tentang harga, bukan kualitas, tidak ada mobil murah sama sekali," kata Maxim Kadakov, pemimpin redaksi majalah "Behind the Wheel".

 

sumber : reuters/firkah fansuri
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler