Menlu Italia Minta Dunia Bantu Tunisia Keluar dari Krisis Ekonomi

Tunisia kini berada di ambang keruntuhan ekonomi.

Bendera Tunisia. Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani meminta dunia dan komunitas internasional dapat membantu perekonomian Tunisia yang saat ini menghadapi krisis keuangan cukup parah.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani meminta dunia dan komunitas internasional dapat membantu perekonomian Tunisia yang saat ini menghadapi krisis keuangan cukup parah. Anjuran itu, dikarenakan Italia khawatir bila Tunisia dibiarkan maka akan menghadapi risiko menciptakan ketidakstabilan politik.

Baca Juga


“Kami tidak dapat menanggung radikalisasi berkembang di Mediterania,” kata Menlu Italia Antonio Tajani seperti silansir Arab News, Senin (27/3/2023). 

Ia mengatakan Tunisia kini berada di ambang 'keruntuhan ekonomi'. Negosiasi untuk pinjaman senilai 1,9 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) mengalami kegagalan karena keputusan Presiden Kais Saied atas kebijakan terkininya.

Kais merupakan Presiden Tunisia yang terpilih pada 2019. Ia membubarkan Parlemen pada Juli 2021 dan mereformasi konstitusi negara untuk meningkatkan kekuasaan kepresidenannya. Kemudian dia mengadakan referendum yang diikuti dengan pemilihan parlemen dengan jumlah pemilih yang sangat rendah.

Sementara awal tahun ini dia menindak beberapa pihak yang berbeda pendapat dengannya, menangkap politisi, anggota serikat buruh, hakim dan anggota masyarakat sipil. Hal inilah, yang dikhawatirkan Italia, dimana stuasi ekonomi di Tunisia sangat memprihatinkan, membuat semakin banyak orang mencoba mencapai Italia melalui kapal imigran ilegal.

Tajani mengatakan Italia adalah negara yang paling memiliki perhatian kepada negara tetangga seberang lautnya ini. Italia selalu ingin memastikan bahwa Tunisia bisa menyelesaikan masalahnya dan tidak menjadi negara gagal.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Italia telah bekerja keras untuk memastikan IMF dan Bank Dunia bisa membantu Tunisia. “Tetapi ada satu masalah, IMF, dengan dukungan AS, mengatakan, 'Anda harus melakukan reformasi dahulu, dan kemudian kami akan memberikan uangnya.' Di sisi lain, orang Tunisia mengatakan, 'Uang dulu baru kemudian reformasi,” katanya.

“Inilah mengapa kami mengusulkan agar IMF segera memberikan tahap pertama bantuan uang itu, sementara sisa pinjaman dapat dilunasi sejalan dengan kemajuan langkah reformasi.”

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler