Anas Urbaningrum Bebas 10 April, Sahabat Dekat Siapkan Sambutan Spesial
Anas Urbaningrum bebas setelah jalani vonis 8 tahun penjara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Para sahabat dan kolega terdekat siap menyambut bebasnya mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang diperkirakan pada 10 April 2023 mendatang.
Salah satu sahabat Anas, Makmun Murod Al Barbasy menyampaikan para sahabat sudah merencakan kegiatan penyambutan Anas usai menghirup udara bebas.
"Biasanya kan lazimnya itu bebas itu pagi hari ya tapi karena anak-anak teman-teman HMI junior maupun senior di Bandung itu minta diacarakan, akhirnya Mas Anas memilih untuk dibebaskan setelah Ashar," kata Makmun dalam pesan suara yang diterima Republika.co.id, Ahad (2/4/2023).
Makmun menyampaikan, setelah dibebaskan, para sahabat akan melakukan seremoni penyambutan Anas. Acara dilanjut dengan buka puasa bersama di salah satu rumah makan di Bandung.
"Jadi setelah Ashar itu nanti ada seremoni sedikit, pembebasan, nah setelah itu kemudian akan berjalan menuju rumah makan yang ini sudah disiapkan teman-teman yang ada di Bandung kemudian akan buka puasa, shalat Magrib, shalat Isya, lalu tarawih itu nanti di Bandung," ujarnya.
Dia melanjutkan, setelah itu, baru kemudian mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI itu menuju kampung halamannya di Blitar. "Setelah itu kemudian Mas Anas menuju Blitar," ujarnya,
Perjalanannya sebelum dibebaskan, Anas merupakan terpidana dalam kasus proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang pada 2010-2012.
Terbukti bersalah, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 8 tahun penjara kepada Anas dengan denda Rp 300 juta subsider kurungan selama tiga bulan.
Tak puas, Anas mengajukan banding dan majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutus hukuman Anas menjadi 7 tahun penjara atau turun 1 tahun dibandingkan vonis di tingkat pertama.
Meski putusan banding lebih rendah, Anas tetap mengupayakan langkah hukum lanjutan di tingkat kasasi ke Mahkamah Agung.
Namun, Majelis Hakim yang dipimpin Artidjo Alkostar justru menjatuhkan vonis 14 tahun penjara kepada mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu.
Selain itu, Anas juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp 5 miliar subsider satu tahun dan empat bulan kurungan.
Kemudian, Anas kembali melakukan peninjauan kembali (PK) ke MA. MA kemudian mengabulkannya PK tersebut dengan memotong masa hukuman Anas enam tahun dari 14 tahun penjara pada tingkat kasasi menjadi delapan tahun penjara.