Krisdayanti Beri Cucu Kopi untuk Cegah Kejang, Benarkah Manjur? Ini Kata Dokter
Efek baik kopi pada orang dewasa tak berlaku bagi bayi dan anak-anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian kopi untuk mencegah kejang demam atau step pada bayi telah lama diyakini banyak orang di Indonesia. Kebiasaan tersebut rupanya juga dilakoni penyanyi sekaligus politikus Krisdayanti, yang jadi sorotan di media sosial (medsos) karena mengunggah soal itu.
Perempuan dengan nama beken KD itu mengunggah video reels di Instagram saat mengunjungi cucu pertamanya, Ameena Hanna Nur Atta. Ameena merupakan putri dari anak sulung KD, yakni Aurel Hermansyah, dengan sang suami, Atta Halilintar.
Dalam video itu, KD terlihat bermain dengan Ameena, lantas menyuapkan minuman kopi menggunakan sendok. KD mengatakan, pemberian itu hanya beberapa "seruput". Ameena pun rupanya menyukainya. "Mantap, bos. Keren, bos," ujar KD.
Memberikan minuman kopi dalam jumlah sedikit untuk bayi jamak dilakoni banyak keluarga Indonesia, lantaran kepercayaan bahwa itu mencegah kejang karena gangguan otak (step). Akan tetapi, dalam ranah medis, hal tersebut sama sekali tidak dianjurkan karena beberapa alasan.
Dokter spesialis anak dr Rony Tamba pernah mengulasnya lewat kanal Youtube "Anak Sehat dan Berkualitas". Rony menyayangkan masih banyak orang yang percaya bahwa memberikan kopi kepada bayi dan anak dapat mencegah kejang demam.
"Ini merupakan mitos atau sesuatu hal yang tidak benar. Alih-alih untuk mencegah kejang, ternyata pemberian kopi pada bayi atau anak dapat membahayakan kesehatan," kata Rony.
Dia menjelaskan, efek baik kopi pada orang dewasa tak berlaku bagi bayi dan anak-anak. Bagi orang dewasa, minum kopi dalam dosis tertentu memang bisa meningkatkan kesehatan dan memberikan sejumlah manfaat. Sementara, bayi dan anak-anak belum memiliki sistem tubuh yang matang atau sempurna sehingga akibatnya bisa berbalik membahayakan.
Pasalnya, kopi mengandung bahan stimulan yaitu kafein yang bisa merangsang susunan saraf pusat. Untuk orang dewasa, kafein bisa membuat "melek", energik, juga memicu peningkatan suasana hati. Efek demikian tidak terjadi pada bayi.
Bila bayi diberi kopi, Rony menyebutkan bisa memicu efek berupa jantung berdegup kencang, rasa tidak nyaman, gelisah, hingga sulit tidur. Kafein dalam kopi juga punya efek diuretik yang membuat kinerja ginjal meningkat sehingga memicu bayi atau anak kencing berlebihan. "Jika kencing berlebihan, bayi bisa dehidrasi jika tidak mendapat asupan cairan cukup," ujar Rony.
Dia juga mewanti-wanti bahwa kopi tidak boleh diberikan untuk menangani bayi yang sedang mengalami kejang. Pada kejang, terjadi peningkatan aktivitas kelistrikan otak. Gejalanya termasuk kaki, tangan, dan sebagian besar tubuh yang mengentak-entak. Pada kondisi kejang, bayi juga bisa mendadak diam atau kehilangan kesadaran.
Memberikan kopi kepada bayi yang mengalami kejang bisa berisiko tersedak, bahkan gagal napas. "Jadi, ingat, kopi tidak untuk mencegah anak kejang dan tidak untuk pengobatan kejang," kata Rony.