Diabetes Bukan Lagi Penyakit Orang Tua dan Akibat Faktor Keturunan
Pengidap diabetes kini semakin muda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes bukan lagi penyakit orang tua. Bahkan, orang yang mengidap kencing manis juga bukan karena faktor keturunan saja.
Staf Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr Dicky Tahapary, mengatakan Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah pengidap diabetes terbanyak di dunia. Jika melihat hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) 2014, itu sekitar 10 persen yang artinya satu dari 10 penduduk dewasa Indonesia mengidap diabetes.
"Masalahnya adalah ketidaksadaran," kata Dicky dalam acara diskusi Tropicana Slim #BeatDiabetes2023 di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
Dokter Dicky mengatakan diabetes tidak mendatangkan keluhan pada masa awal. Karena itu, dia menyarankan penting melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
"PR-nya (pekerjaan rumahnya) banyak. Penting mendiagnosis sedini mungkin karena semakin dini ketahuan, semakin baik hasilnya," ujarnya.
Dokter Dicky mengatakan bahwa jumlah penderita diabetes diprediksi akan naik terus, sejalan dengan kenaikan tingkat obesitas. Sebagian besar, penderita diabetes adalah tipe 2.
Ada tiga faktor yang berperan dalam penyekit diabetes, yaitu genetik, perilaku, lingkungan. Jika di lingkungan sekitar banyak yang menjual makanan cepat saji, maka ada penelitian yang menunjukkan risiko obesitas lebih tinggi.
Obesitas menjadi awal mula diabetes. Genetik juga berperan penting. Jika salah satu orang tua memiliki diabetes, maka risikonya tinggi. Jika kedua orang tua memiliki diabetes, maka risikonya tujuk kali lipat lebih tinggi.
"Bukan berarti yang di keluarga nggak ada riwayat tetap aman, tetap bisa (diabetes) dari perilaku dan dipengaruhi lingkungan juga," kata Dicky.
Founder Sobat Diabet, dr Rudy Kurniawan, mengingatkan bahwa anggapan diabetes penyakit orang tua adalah keliru. Sebab, pola hidup, perilaku, dan lingkungan telah berubah.
"Saya tekankan bahwa diabetes ini bisa menyerang siapa saja, ini soal tipe 2," kata dr Rudi.
Seiring perkembangan zaman, kini ada semakin banyak orang yang mengonsumsi cepat saji yang tinggi kalori. Di sisi lain, pola hidup masyarakat cenderung sedenter.
Sementara itu, diabetes tidak bisa terdeteksi pada masa awal, tanpa pengecekan rutin. Karena itu, setiap orang disarankan melakukan pengecekan gula darah secara rutin untuk deteksi dini.
"Semakin lama, pasien diabetes itu semakin muda. Bahkan, satu dari lima pasien diabetes itu diprediksi berusia kurang dari 40 tahun," ujar dr Rudi.