Bahasa Indonesia Makin Diminati di Korea Selatan
Internasionalisasi bahasa Indonesia di Korea Selatan merupakan diplomasi budaya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Seoul untuk keempat kalinya kembali membuka pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk warga negara Korea. Bacth keempat ini diikuti oleh 542 peserta yang terbagi ke dalam 14 kelas, mulai level 1 sampai dengan level 5 yang diampu oleh 10 pengajar BIPA lokal.
"Internasionalisasi bahasa Indonesia di Korea Selatan merupakan diplomasi budaya yang efektif mengingat pengaruh budaya Korea yang semakin kuat di Indonesia," ujar Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemendikbudristek, Iwa Lukmana, lewat keterangannya, Kamis (6/4/2023) lalu.
Iwa menyampaikan apresiasi kepada KBRI Seoul yang telah memberikan layanan BIPA Korea dengan jumlah peserta yang terus meningkat di setiap gelombang. Dia menilai, BIPA Korea dapat menjadi katalisator dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara yang saat ini memasuki usia ke 50 tahun.
"BIPA akan mempermudah hubungan kedua negara dalam semua sektor termasuk people-to-people relation antara warga Indonesia dan Korea,” tutur Iwa.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Gogot Suharwoto, menjelaskan, layanan BIPA Korea batch keempay tahun 2023 menggandeng Asosiasi Pengajar dan Penggiat BIPA (APPBIPA) Korea dalam menjalankan pembelajarannya.
Pengajar BIPA telah dibekali dengan berbagai media pembelajaran baik dengan memanfaatkan learning manajement system (LMS), video-video pembelajaran BIPA Korea maupun podcast yang dibuat oleh para pengajar BIPA Korea.
Materi yang diajarkan meliputi unsur seni, budaya, dan sastra dalam semua tingkatan level pembelajaran. Di akhir pembelajaran akan ada lomba karya BIPA seperti membaca puisi, batik, gamelan, dan angklung.
“Untuk memperkuat penyampaian materi pembelajaran BIPA, khususnya materi berbicara, KBRI Seoul akan memberikan pembelajaran BIPA secara tatap muka di KBRI Seoul, meskipun jumlah yang terbatas,” ungkap Gogot.
Layanan BIPA Korea saat ini makin banyak diminati oleh WN Korea, sehingga kebutuhan terhadap keberadaan tenaga pengajar juga terus meningkat. Namun, sampai saat ini di Korea baru ada dua kampus yang memiliki program studi bahasa Indonesia sehingga perlu dibantu oleh pengajar BIPA lulusan Indonesia yang saat ini sedang di Korea.
Rieke Erlitasari, selaku Ketua APPBIPA Korea menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi, memberikan fasilitasi, dan advokasi bagi pengajar BIPA Korea. Seperti pada pembelajaran BIPA sebelumnya, di akhir pelaksanaan pembelajaran akan diberikan kesempatan bagi peserta BIPA untuk unjuk karya BIPA Korea.
"Berupa video mendongeng, membaca puisi, dan mempromosikan tempat wisata Indonesia di Korea. Kegiatan final lomba tersebut akan diadakan di KBRI Seoul dan bagi pemenang akan diberikan piagam penghargaan dan hadiah," terang dia.