Vaksin Covid-19 Versi Semprotan Hidung Tampak Picu Respons Kekebalan yang Kuat

Vaksin Covid-19 versi semprotan hidung mengandung bentuk virus hidup yang dilemahkan.

EPA
Vaksin flu babi H1N1 diberikan melalui semprotan hidung. Vaksin Covid-19 versi semprotan hidung tampak memicu respons kekebalan yang kuat.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut para peneliti di Institute of Virology di Freie Universität Berlin di Jerman, sebuah studi baru menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk vaksin Covid-19 yang diberikan melalui hidung. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology pada Senin (3/4/2023).

Dilansir Fox News Digital, Jumat (7/4/2023), para peneliti menggunakan hamster Suriah untuk pengujian vaksin mereka. Penulis utama studi tersebut, Dr Jakob Trimpert, kepala diagnostik di Institute of Virology di Freie Universität Berlin di Jerman, mengatakan hamster adalah "model hewan kecil non-transgenik (tidak dimodifikasi secara genetik) utama" untuk penelitian Covid-19.

"Hewan-hewan ini memiliki keuntungan besar karena secara alami rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2, termasuk penyebaran alami antar hamster,” jelasnya kepada Fox News Digital.

Dr Trimpert menjelaskan infeksi pada hamster Suriah menyerupai banyak ciri utama Covid-19 manusia tingkat sedang. Ini menjadikan hamster model yang ideal untuk mempelajari vaksin dan terapi Covid-19.

Ketika dua dosis vaksin hidung hidup diberikan kepada hamster, hewan tersebut menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat dibandingkan dengan respons mereka terhadap dua dosis vaksin yang tersedia saat ini.

"Kami menemukan bahwa vaksin hidup yang dilemahkan mencegah replikasi virus, ini bisa menjadi pengubah yang signifikan dalam mengendalikan transmisi SARS-CoV-2," ujar penulis utama studi tersebut mengatakan kepada Fox News Digital pekan ini.

Vaksin Covid-19 hidung yang sedang diuji adalah vaksin hidup yang dilemahkan. Artinya, vaksin ini mengandung bentuk virus corona hidup, tetapi lebih lemah.

Baca Juga


Vaksin bekerja dengan menghentikan virus di saluran napas bagian atas sebelum dapat menyebar lebih jauh ke dalam tubuh. Lebih lanjut, Dr Trimpert menuturkan, vaksin hidung memiliki keunggulan signifikan dibandingkan vaksin suntik yang tersedia saat ini.

"Vaksin hidup yang dilemahkan secara intra-nasal memberikan perlindungan yang unggul terhadap infeksi SARS-CoV-2 dibandingkan dengan vaksin yang diterapkan secara intramuskular," katanya.

Meskipun mengatakan vaksin yang dipasarkan saat ini berfungsi dengan baik untuk mencegah penyakit parah akibat Covid-19, Dr Trimpert menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak mencegah infeksi, penyakit sedang, atau penyebaran.

"Kami menemukan bahwa vaksin hidup yang dilemahkan mencegah replikasi virus, jadi ini bisa menjadi pengubah yang signifikan dalam mengendalikan transmisi SARS-CoV-2," ujarnya.

Selain itu, Dr Trimpert mengungkapkan manfaat utama dari vaksin hidung adalah kekebalan diaktifkan tepat di tempat yang dibutuhkan. Ini adalah induksi kekebalan lokal di lokasi infeksi alami yang bisa menjadi pengubah yang signifikan di sini.

"Menilai dari hasil kami, ini berdampak besar dan sangat mengurangi risiko infeksi," kata Dr Trimpert.

Di sisi lain, vaksin hidung ini belum tersedia di Amerika Serikat (AS). Saat ini, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada empat vaksin Covid-19 yang disetujui di AS. Semuanya diberikan melalui suntikan ke otot.

Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna keduanya adalah vaksin mRNA, yang menggunakan mRNA (messenger RNA) untuk memicu sel menghasilkan protein virus. Ini mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi.  

Janssen Johnson & Johnson adalah vaksin vektor virus, yang mengirimkan "instruksi" DNA ke sel-sel tubuh melalui virus lain yang tidak berbahaya. Sementara vaksin Novavax adalah vaksin subunit protein, yang menggunakan beberapa protein dari virus penyebab Covid-19—dikenal sebagai "protein lonjakan"—untuk "melatih" sistem kekebalan untuk bertindak melawan protein lonjakan pada masa depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler