AS Temukan 70 Kasus Infeksi Bakteri Resisten Obat Terkait Eyedrops Impor India
Obat tetes mata penyebab infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa diproduksi di India.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bakteri mematikan terkait obat tetes mata (eyedrops) yang menyebabkan infeksi dan kebutaan belum pernah terlihat di AS hingga tahun 2022. Namun, kini telah menginfeksi puluhan atau orang dan menewaskan tiga orang.
Meskipun botol yang terkontaminasi telah dikeluarkan dari toko dan fasilitas perawatan kesehatan, CDC memprediksi banyak kasus yang teridentifikasi. Hal yang paling dikhawatirkan oleh para ahli penyakit menular adalah cara bakteri Pseudomonas aeruginosa telah berevolusi sedemikian rupa sehingga kebal terhadap hampir semua perawatan yang tersedia.
Hingga Jumat (15/4/2023), CDC telah mengidentifikasi 68 kasus strain baru Pseudomonas aeruginosa di 16 negara bagian. Investigasi masih berlangsung dan agensi harus menunggu negara melaporkan kasus lain.
Lebih dari separuh kasus ditemukan di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang. Hampir semuanya terkait dengan obat tetes mata yang terkontaminasi yang diimpor dari India.
"Pseudomonas aeruginosa telah ada selama bertahun-tahun. Pada tahun 2020, diperkirakan ada 28.800 kasus resistan obat di rumah sakit di AS," ujar seorang penyelidik CDC yang tidak berwenang, seperti dilansir laman NBC News, Senin (10/4/2023).
Sementara itu, infeksi baru memperlihatkan bentuk yang belum pernah dilaporkan sebelumnya di AS, Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap karbapenem dengan metallo-β-laktamase yang dimediasi integron Verona dan spektrum-panjang-β-laktamase Guiana. Nama panjangnya pada dasarnya menunjukkan cara gennya berubah menjadi lebih kebal obat dari waktu ke waktu.
"Ini asli Pseudomonas," ujar dr Robert Bonomo, seorang profesor kedokteran di Case Western Reserve University di Cleveland, AS yang telah mempelajari berbagai bakteri yang resistan terhadap obat sejak 1990.
Investigasi CDC mengungkapkan bahwa infeksi yang terkait dengan obat tetes mata dapat diobati hanya dengan satu antibiotik yang dikenal, yang disebut cefiderocol. Tidak ada yang baru tentang cara bakteri bermutasi membahayakan tubuh, tetapi resistensi obat itulah yang membuat mereka sangat berbahaya.
Infeksi mata adalah yang paling umum. Namun, karena mata berhubungan langsung dengan rongga hidung, bakteri tersebut dapat berpindah ke saluran pernapasan dan menyebabkan pneumonia.
"Pseudomonas aeruginosa dapat memengaruhi hampir semua jaringan dalam tubuh saat berjalan melalui darah, dan dapat menyebabkan sepsis," ujar dr Guillermo Amescua, pakar kornea di Institut Mata Bascom Palmer dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller. Tim Amescua telah merawat tujuh pasien.
Departemen Kesehatan Masyarakat Connecticut menyelidiki kasus pertamanya pada bulan Juni. Sejak itu, mereka telah mengidentifikasi 26 pasien, sebagian besar berada di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang.
Kalau tidak, orang sehat dapat menyebarkan bakteri tanpa pernah tahu mereka membawanya di kulit mereka, meskipun tidak ada bukti penyebaran orang ke orang di luar fasilitas perawatan kesehatan. Sebagian besar kasus telah dikaitkan langsung dengan obat tetes mata yang terkontaminasi.