Cina Jadi Negara Pertama Catatkan Kematian Akibat Kasus Flu Burung H3N8
Perempuan yang meninggal akibat H3N8 berasal dari Provinsi Guangdong.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Seorang perempuan berusia 56 tahun di Cina telah meninggal akibat terinfeksi flu burung H3N8. Itu menjadi kematian manusia pertama yang diketahui dari strain influenza unggas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, perempuan yang meninggal akibat H3N8 berasal dari Provinsi Guangdong. Dia mulai jatuh sakit pada 22 Februari lalu.
Pada 3 Maret, perempuan tersebut dirawat karena mengalami pneumonia parah. Setelah menjalani perawatan selama dua pekan, tepatnya pada 16 Maret, ia meninggal.
“Pasien memiliki beberapa kondisi yang mendasarinya. Dia memiliki riwayat paparan unggas hidup sebelum timbulnya penyakit, dan riwayat kehadiran burung liar di sekitar rumahnya. Tidak ada kontak dekat dari kasus ini yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan,” kata WHO dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).
WHO mengungkapkan, meski paparan pasar unggas hidup kemungkinan menjadi pemicu penyakit, masih belum jelas apa sumber infeksi dan bagaimana virus tersebut terkait dengan virus avian influenza A (H3N8) lainnya yang beredar pada hewan. WHO menyerukan investigasi lebih lanjut pada hewan dan manusia.
"Tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang karena itu risiko menyebar di antara manusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dianggap rendah," ungkap WHO.
“Namun, karena sifat virus influenza yang terus berkembang, yang menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologis, epidemiologis dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang bersirkulasi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan),” kata WHO menambahkan.
WHO mengatakan, infeksi influenza hewan dapat menyebabkan penyakit mulai dari konjungtivitis atau gejala seperti flu ringan hingga penyakit pernapasan akut yang parah atau bahkan kematian. Gejala gastrointestinal atau neurologis telah dilaporkan, tapi sifatnya jarang.
H3N8 diketahui telah beredar sejak 2002. Ia pertama kali muncul atau terdeteksi pada unggas air Amerika Utara. Virus tersebut dikenal menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut. Cina menjadi negara pertama yang mencatatkan penemuan kasus H3N8 pada manusia. Beijing melaporkan dua kasus, masing-masing pada April dan Mei tahun lalu.
Dari dua kasus tersebut, satu di antaranya mengalami penyakit kritis. Sementara satu kasus lainnya hanya mengidap penyakit ringan. WHO mengungkapkan, kedua kasus itu kemungkinan memperoleh infeksi dari paparan langsung atau tidak langsung ke unggas yang terinfeksi.