Saran Guntur Agar Anies tak Cari Dukungan Kelompok Pengusung Khilafah dan Respons Nasdem
Guntur Soekarnoputra menyebut masih banyak kelompok Islam yang bersih dari khilafah.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira B
Ketua Dewan Ideologi DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Guntur Soekarnoputra mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan calon presiden (capres) dari Partai Nasdem. Seperti diketahui, Nasdem telah mengusung Anies Baswedan untuk maju sebagai capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari yang bersangkutan (Anies Baswedan) antara lain sebaiknya yang bersangkutan tidak terlalu berusaha mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok Islam Ortodoks atau Islam aliran Khilafah yang masuk ke Indonesia melalui ideologi transnasional," ujar Guntur dalam keterangan pers kepada Republika pada Rabu (12/4/2023).
Guntur menyarankan bahwa masih banyak kalangan masyarakat yang bernuansa Islami namun bersih dari ide-ide khilafah, sehingga Anies harus berupaya menggalang dukungan dari yang lain. Selain itu, menurut Guntur capres dari Nasdem diimbau sedapat mungkin menghindari dukungan politik bahkan logistik yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) melalui partai-partai yang dihubungi oleh diplomat-diplomat AS.
"Sebab jika memang demikian, maka bila menjadi presiden salah-salah akan diperlakukan oleh AS seperti 'paper tissues which one used once and then throw it away (dipakai satu kali saja seperti kertas tisu kemudian dibuang sebagai sampah," kata Guntur yang juga sebagai pemerhati sosial.
Dia mengingatkan kepada capres Nasdem untuk tidak terjebak ke dalam rekayasa pihak-pihak luar negeri terutama AS dan sekutunya. Hal ini ia tilik dari pengalaman sejarah masa lampau Indonesia yang telah mengalami adanya intervensi dan subversi.
Menurutnya, hal itu melibatkan badan-badan intelijen Barat seperti CIA, MI-6-Inggris, bahkan Mossad-Israel dengan divisi Tzomet-nya yang piawai merekrut agen-agen luar negeri termasuk Indonesia. Salah satu contohnya adalah kasus agen ganda Gilchalan, agen Iran dan Israel.
"Harapan kita kaum Patriotik Sukarnois adalah siapapun capres yang akan maju dalam Pilpres 2024 tidaklah sekedar seorang politisi biasa namun seorang petarung yang tangguh di bidang sosial politik sedemikian rupa sehingga program-program Presiden Joko Widodo saat ini dapat berlanjut di era epilog 2024," ujar Guntur.
"Dengan begitu kelestarian Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD asli Revolusi 45 akan selalu terjaga sepanjang masa. Insya Allah," tukasnya.
Merespons pernyataan Guntur, Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi menegaskan bahwa Partai Nasdem ingin menarik semua dukungan dari semua kalangan untuk capres yang diusungnya. "Semua warga negara Indonesia punya hak dipilih dan memilih, apapun agamanya, aliran mazhabnya atau suku bangsanya," ujar Gus Choi kepada Republika pada Rabu (12/4/2023).
Menurutnya, bahkan bekas aktivis Partai Komunis hingga keturunannya juga memiliki hak memilih. Dalam hal ini ia mencontohkan bekas aktivis DI/ TII atau keturunannya dan terakhir bekas aktivis HTI dan FPI.
"Selama mereka masih sebagai warga negara Indonesia dan tidak dicabut hak politiknya, mereka punya dipilih dan memilih. Kita ini negara yang Bhineka Tunggal Ika. Beragam tapi satu tujuan," tegas dia.
Dia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sistem demokrasi sehingga semua warganya mempunyai kesempatan. Oleh karena itu, kata dia, kita tidak boleh punya pandangan dan sikap diskriminatif.
"Kita harus bersikap adil kepada mereka. Mereka punya hak untuk memilih calon presiden siapa? Itu hak mereka memilih Anies. Sebagai calon presiden yang ingin menang sangat aneh bin ajaib menolak dukungan mereka. Dari manapun datangnya dukungan harus diterima," kata Gus Choi.
Menurutnya, dalam negara Pancasila Indonesia ini, seorang calon presiden harus agamis nasionalis, yang artinya harus ada perpaduan keagamaan dan kebangsaan. Tidak ada tempat bagi calon pemimpin sekuler, komunis dan khilafah di Indonesia.
Jika dalam masyarakat ada aliran seperti itu, menurutnya negara lah yang bertugas mengedukasi, mencerahkan dan mengajak ke jalan Pancasila. Dia menegaskan bahwa pancasila bukanlah agama dan pancasila pun tidak bertentangan dengan agama.
"Pancasila juga bukan ideologi sekularisme dan bukan komunisme yang anti agama. Tapi pancasila menaungi dan mempersatukan semua umat beragama yang hidup di Indonesia untuk hidup berdampingan secara damai, tolong menolong dan gotong royong," tutur dia.
Dia pun meyakini bahwa semua capres dari partai manapun memiliki komitmen dan jiwa nasionalis dan agamis. Dia menilai bahwa kini capres nantinya tidak ada lagi yang mempersoalkan empat pilar sebagai sendi-sendi kehidupan berbangsa dan negara.
"Itu final. Yang kita butuhkan dalam pilpres 2024 adalah adu gagasan untuk Indonesia ke depan dan bukan mempersoalkan siapa didukung siapa, kelompok apa, aliran apa, mazhab apa," tegas dia.
"Kita ingin menarik semua dukungan. Kanan, tengah, kiri, atas, bawah," tandas Gus Choi.
Sementara tu Hendri Satrio, juru bicara Anies Baswedan mengimbau kepada Guntur Soekarno mengenal lebih dekat Anies. "Akan sangat baik bila Pak Guntur mengenal Anies Baswedan lebih dekat lagi. Pak Guntur pasti akan terkejut mengetahui betapa tingginya level nasionalisme seorang Anies Baswedan," kata dia.