Kiev Marah Dengan Video Pemenggalan Kepala Tentara Ukraina

Ukraina menyelidiki video yang menunjukan pemenggalan kepala seorang tentara

EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Ukraina menggelar penyelidikan mengenai video yang menunjukan pemenggalan kepala seorang tentara Ukraina. Tuduhan terbaru kekejaman perang yang dilakukan Rusia sepanjang invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina menggelar penyelidikan mengenai video yang menunjukkan pemenggalan kepala seorang tentara Ukraina. Tuduhan terbaru kekejaman perang yang dilakukan Rusia sepanjang invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

Video tersebut menyebar dengan cepat di internet dan memicu kemarahan dari pemerintah Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy dan organisasi internasional. Kremlin menyebut rekaman video itu "sangat buruk", tapi mengatakan membutuhkan verifikasi.

Keaslian dari video tersebut belum dapat diverifikasi secara mandiri. Lokasi dan kapan video tersebut diambil juga masih belum diketahui. Kantor berita tidak menunjukkan video itu karena menunjukkan kekerasan ekstrem.

Sementara itu, pejabat pertahanan Rusia mengklaim tentara dari paramiliter Wagner Group telah merebut tiga distrik di Bakhmut, kota yang menjadi fokus pertempuran perang di Ukraina selama berbulan-bulan.

Video yang beredar menunjukkan seorang pria memakai seragam hijau dengan ban lengan kuning yang biasanya dipakai pasukan Ukraina. Ia berteriak sebelum seorang pria lain dengan pakaian kamuflase memenggal kepalanya.

Pria ketiga yang mengangkat sebuah jaket anti-peluru yang tampaknya milik pria yang tewas. Ketiga orang itu berbicara bahasa Rusia.

Menurut organisasi hak asasi manusia, PBB dan laporan-laporan media, sejak menggelar invasi ke Ukraina pada Februari 2022 lalu Rusia dituduh banyak melakukan pelanggaran dan kejahatan perang. Ukraina berulang kali menuduh Rusia menyerang gedung-gedung apartemen dan bangunan dan peralatan sipil lainnya.

Foto-foto ratusan jenazah warga sipil di jalan-jalan dan kuburan massal di Bucha yang muncul setelah pasukan Rusia mundur dari kota itu mengejutkan dunia. Mahkamah Internasional mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan kejahatan perang. Pengadilan menuduhnya bertanggung jawab atas penculikan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia.

Kremlin membantah melakukan kejahatan perang atau mengincar warga sipil dalam serangan-serangannya. Pasukan Ukraina juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi.

Tahun lalu, Kiev mengatakan, menyelidiki video yang tersebar di media sosial yang menunjukkan pasukan Ukraina membunuh tentara Rusia yang mencoba menyerahkan. Mengenai video pembunuhan tentara Ukraina yang terbaru Zelenskyy mengatakan, kejahatan itu tidak akan terlupakan dan pasukan Rusia akan dimintai pertanggung jawaban.

"Semua orang harus menunjukan reaksi, semua pemimpin, jangan mengira ini akan terlupakan, waktu akan berlalu," kata Zelenskyy dalam pidatonya, Rabu (12/4/2023).

Dalam video malamnya itu Zelenskyy menggunakan kata-kata keras dalam menggambarkan pasukan Rusia, ia menyebut mereka "buas." Di pertemuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Zelenskyy mengajak orang-orang yang hadir untuk mengheningkan cipta mengenang tentara Ukraina yang tewas dalam video tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, video tersebut "sangat buruk", tapi harus diverifikasi.

"Di dunia yang penuh kepalsuan yang kami tinggali, keaslian rekaman harus diperiksa," katanya dalam konferensi dengan wartawan.


Baca Juga


Kepala dinas keamanan Ukraina (SBU), Vasyl Maliuk mengatakan lembaganya akan membuka penyelidikan. Deputi Kepala Kementerian Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan pemerintah Ukraina akan mempelajari video tersebut untuk mengidentifikasi korban dan pihak yang bertanggung jawab.  

Saluran pro-Rusia di aplikasi kirim pesan Telegram tidak mengkonfirmasi keaslian video tersebut tapi juga tidak menyangkalnya. Beberapa membenarkan kekerasan tersebut karena pertempuran telah mengeraskan pasukan Rusia.

Jurnalis stasiun televisi Rusia dan anggota legislatif Kota Moskow, Andrei Medvedev berspekulasi video itu dirilis "dengan cukup tepat" waktu bagi tentara Ukraina. Ia mengatakan video itu dapat membantu "membakar ideologi personel" menjelang serangan balasan massif yang sudah direncanakan.

Penasihat Zelenskyy, Mykhailo Podolyak juga mengaitkan perilisian video itu dengan serangan yang akan datang. Tapi menurutnya tujuannya untuk "merusak moral suasana hati publik atau setidaknya mengubah persepsi psikologis perang saat ini."

Kepala komisi hak asasi manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan ia sudah meminta Komite Hak Asasi PBB untuk menyelidikinya. Ia mengatakan juga sudah menulis surat ke Komisioner Hak Asasi Manusia PBB, Misi Pemantauan PBB di Ukraina, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Komite Palang Merah Internasional.

"Eksekusi tahanan di tempat umum menjadi indikasi lain pelanggaran norma-norma Konvensi Jenewa, undang-undang humanitarian internasional, melanggar hak dasar untuk hidup," tulis Libinets di Telegram.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler