Sindiran PDIP: Kalau Koalisi Besar Mau Deklarasi, Nyalonin Segera Saja

Politikus PDIP menyindir koalisi besar jika mau deklarasi sekalian mencalonkan capres

ROL/Fian Firatmaja
Politikus PDIP, Aria Bima. Politikus PDIP menyindir koalisi besar jika mau deklarasi sekalian mencalonkan capres.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima menekankan bahwa pihaknya tak ngotot mengusung kadernya sebagai calon presiden (capres). Hal tersebut merupakan tanggapannya terhadap pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid yang meminta PDIP tak diajak bergabung koalisi besar jika memaksakan kadernya menjadi capres.

Baca Juga


Tegasnya, apabila koalisi besar memang telah memiliki calon presiden (capres) yang ingin diusung, lebih baik segera dideklarasikan. Jangan justru mengomentari koalisi yang sebenarnya masih sangat dinamis.

"Jadi saya menghargai untuk koalisi besar mau nyalonkan, segera saja nyalonkan, deklarasi, jangan banyak ngomong. Karena saya ini sudah sejak 1,5 tahun ngomongnya tentang kerja sama, kerja sama koalisi," ujar Aria Bima di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/4).

Ia menjelaskan, PDIP sejak awal memastikan akan menjalin kerja sama politik untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Partai berlambang kepala banteng itu juga menilai baik wacana pembentukan koalisi besar, meskipun PDIP sudah memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen.

"PDI Perjuangan saya yakin akan bekerja sama dengan seluruh partai politik, yang jelas bukan kalkulasi saja menang kalah, platform ideologinya sama," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah mengaku yakin bahwa seluruh ketua umum partai politik yang mendukung pembentukan koalisi besar akan duduk bersama dalam membahas berbagai hal. Termasuk soal sosok yang akan diusung sebagai capres pada 2024.

Sebab setiap partai politik yang mendukung koalisi besar, mereka mengusung kadernya untuk maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Contohnya adalah Prabowo Subianto yang didorong Partai Gerindra.

Lalu, Partai Golkar yang ingin mengusung Airlangga Hartarto. Hingga hasil Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ingin Abdul Muhaimin Iskandar maju pada kontestasi nasional mendatang.

"Kita akan duduk bersama setara, kita tidak boleh menegasikan calon partai lain," ujar Said.

PDIP sendiri juga mendorong kadernya sebagai capres pada Pilpres 2024. Jelasnya, partai berlambang kepala banteng itu berpatokan kepada pidato Megawati Soekarnoputri dalam HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta.

Namun jika koalisi besar terealisasi dan PDIP bergabung di dalamnya, ia yakin para ketua umum partai politik akan bersama-sama membahasnya. Ia yakin, jalan keluar akan dihasilkan lewat pertemuan tersebut.

"Dijamin kalau di antara para ketua umum duduk bersama, tidak ada hal di republik ini yang tidak akan ada jalan keluarnya. Pasti ada jalan keluarnya," ujar Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler