Rusia, Iran, Cina dan Pakistan Sebut AS Bertanggung Jawab Atas Situasi di Afganistan

AS dan sekutunya harus bertanggung jawab atas situasi yang rumit di Afganistan

EPA-EFE/STRINGER
Amerika Serikat dan sekutunya harus bertanggung jawab atas situasi yang rumit di Afganistan, demikian dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Iran, Cina dan Pakistan dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan informal di Samarkand.
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Amerika Serikat dan sekutunya harus bertanggung jawab atas situasi yang rumit di Afganistan, demikian dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Iran, Cina dan Pakistan dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan informal di Samarkand.

Para Menteri Luar Negeri dari Rusia, Iran, Cina, dan Pakistan ini menentang pemulihan upaya pangkalan militer di dalam dan sekitar Afganistan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Menurut para Menteri Luar Negeri ini, upaya AS itu tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional.

"Para menteri mencatat bahwa AS dan sekutunya harus bertanggung jawab atas situasi sulit saat ini di Afganistan, segera mencabut sanksi sepihak yang diberlakukan terhadap Afganistan dan mengembalikan aset asing (Afganistan)," demikian bunyi pernyataan tersebut, yang diunggah ke saluran Telegram resmi Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Kamis (13/4/2023) dikutip dari media Rusia, TASS.

Pada musim semi 2021, Taliban meluncurkan operasi berskala besar untuk menguasai Afganistan setelah AS mengumumkan keputusannya untuk menarik pasukannya. Pada 15 Agustus, Taliban memasuki Kabul tanpa menghadapi perlawanan dan pada 7 September mereka mengumumkan komposisi pemerintahan sementara mereka, yang sejauh ini belum diakui oleh negara mana pun.

Situasi ekonomi di Afganistan masih sangat sulit terutama karena pemerintah baru Afganistan hanya memiliki akses ke sebagian kecil dari cadangan negara sebesar 9,4 miliar dolar. Sebagian besar dari jumlah tersebut telah dibekukan oleh AS.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler