Curhat Elon Musk Soal Twitter: ‘Menyakitkan’

Twitter telah mencapai titik impas setelah dia mengakuisisinya akhir tahun lalu.

AP / Aaron Favila
CEO Twitter Elon Musk mengatakan bahwa mengurus Twitter menjadi hal "cukup menyakitkan" baginya. Tetapi bagaimana pun, ia menganggap tetap perlu menghadapinya.
Rep: Santi Sopia Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Miliarder Elon Musk mengatakan bahwa mengurus Twitter menjadi hal "cukup menyakitkan" baginya. Tetapi bagaimana pun, ia menganggap tetap perlu menghadapinya.

Baca Juga


Menurut Musk, platform media sosial tersebut sekarang telah mencapai titik impas setelah dia mengakuisisinya akhir tahun lalu. Dalam sebuah wawancara dengan BBC yang juga disiarkan langsung di Twitter Spaces, Musk membahas kepemilikannya atas platform daring tersebut.

Hal itu termasuk ketika melakukan PHK, mengatasi misinformasi, dan gaya kerja Musk di Twitter. ''Tidak membosankan. Ini benar-benar roller coaster,” kata dia kepada penyiar Inggris di markas Twitter di San Francisco, seperti dikutip dari laman Japan Today, Jumat (14/4/2023).

Wawancara ini sejatinya menjadi kesempatan langka bagi media berita arus utama untuk mewawancarai Musk, yang juga pemilik Tesla dan SpaceX itu. Mengingat setelah Musk membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS tahun lalu, ia menghilangkan departemen komunikasi perusahaan.

Wawancara dengan Musk terkadang menegangkan, karena ia kerap menantang reporter untuk mendukung pernyataan tentang meningkatnya tingkat ujaran kebencian di platform.

Di lain waktu, Musk menertawakan leluconnya sendiri, menyebutkan lebih dari sekali bahwa dia bukan CEO tetapi anjingnya Floki. Dia juga mengungkapkan bahwa terkadang dia tidur di sofa di kantor Twitter di San Francisco. “Pengiklan yang menghindari platform setelah akuisisi yang kacau sebagian besar telah kembali,” kata miliarder itu, tanpa memberikan rincian.

Musk memperkirakan bahwa Twitter dapat menjadi "arus kas positif" pada kuartal saat ini jika tren sekarang berlanjut. Karena Twitter adalah perusahaan swasta, informasi keuangannya tidak dapat diverifikasi.

Setelah memperoleh platform tersebut, Musk melakukan PHK massal sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya. Dia mengatakan tenaga kerja Twitter telah dipangkas menjadi sekitar 1.500 karyawan dari sekitar 8.000 sebelumnya. Dia menggambarkannya sebagai sesuatu yang harus dilakukan. “Ini sama sekali tidak menyenangkan,” kata Musk.

Perusahaan disebut akan bangkrut jika dia tidak segera melakukan efisiensi. Menurut dia, ini bukan situasi peduli-tidak peduli. “Ini seperti jika seluruh kapal tenggelam, lalu tidak ada yang bisa selamat,” kata dia.

Ditanya apakah dia menyesal membeli perusahaan itu, Musk menjawab itu adalah sesuatu yang “perlu dilakukan". Namun Musk menyebut tingkat rasa sakit dari Twitter sangat tinggi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler