LSM: Lembaga Keuangan Tingkatkan Kebijakan Terkait Kesejahteraan Hewan

Peningkatan terbesar terlihat adanya kebijakan pembiayaan pangan berbasis nabati

dok istimewa
Laporan terbaru yang dirilis hari Selasa (4/4) oleh NGO internasional Sinergia Animal dan perusahaan sosial Shifting Values, menunjukkan adanya peningkatan skor lembaga keuangan mengenai kebijakan mereka terkait kesejahteraan hewan.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan terbaru yang dirilis hari Selasa (4/4) oleh lembaga swadaya masyarakat, internasional Sinergia Animal dan perusahaan sosial Shifting Values, menunjukkan adanya peningkatan skor lembaga keuangan mengenai kebijakan mereka terkait kesejahteraan hewan. Tahun lalu, setelah laporan Banks for Animals edisi pertama diluncurkan, skor rata-rata bank yang dinilai sebesar 9,9 persen, sedangkan di tahun 2023, telah meningkat menjadi 10,5 persen.


Dokumen dan platform bankforanimals.org menilai kebijakan 74 bank dan investor dari 21 negara berbeda di lima benua (Asia, Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Amerika Latin). Lima lembaga keuangan dengan peringkat terbaik tetap ditempati oleh bank yang sama seperti tahun 2022, yaitu  Triodos, de Volksbank, Australian Ethical, Rabobank dan ABN Amro – yang menunjukkan adanya peningkatan setidaknya satu kriteria yang mereka miliki pada kebijakan terkait kesejahteraan hewan. 

“Kami mengamati adanya kemajuan kecil dari lembaga keuangan internasional  yang mulai memperkuat komitmen mereka: dalam satu tahun, 14 dari 74 lembaga keuangan telah memperbaiki kebijakan mereka,” ungkap Direktur Pelaksana Act For Farmed Animals, koalisi NGO Internasional, Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja Among Prakosa.

Bank dengan peningkatan rangking paling pesat adalah Société Générale Prancis (tahun lalu skor yang raih adalah 0 dan tahun ini skor yang diraih meningkat 21 persen). Bank di Kolombia, BanColombia juga masuk dalam daftar yang memiliki peningkatan sejak 2022, setelah terbitnya kebijakan yang melarang pembiayaan perdagangan satwa liar. Bank tersebut juga sudah memiliki kebijakan untuk membatasi pendanaan produksi kulit.

“Lembaga keuangan merupakan institusi kunci untuk meningkatkan kehidupan hewan. Merekalah yang memutuskan kegiatan dan praktik apa yang mereka terima untuk didanai – atau tidak. Contohnya, bank dapat memiliki kebijakan untuk mencegah pembiayaan terkait dengan ujicoba pada hewan, perdagangan satwa liar dan juga beberapa praktik paling kejam terhadap hewan ternak, seperti praktek kandang baterai dan mutilasi tanpa pembiusan," jelas Among. 

Peningkatan terbesar terlihat dengan adanya pembentukan kebijakan yang mendorong lini pembiayaan khusus terkait dengan transisi ke sistem pangan berbasis nabati yang mana, biasanya diterjemahkan dalam kebijakan terkait pembiayaan produksi pangan yang lebih berkelanjutan, seperti praktik agroekologi atau agro-kehutanan, atau kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan – seperti transisi dari penggunaan kandang baterai. Tahun ini, sembilan bank, seperti Dutch Rabobank, British NatWest, dan Standard Chartered, ikut menambahkan kriteria tersebut ke dalam kebijakan pinjaman mereka.

Menurut NGO Sinergia Animal, pemberian transparansi pada sektor ini merupakan kesempatan bagi nasabah untuk mengetahui bagaimana kinerja bank. Selain itu memutuskan di mana mereka akan menyimpan dan menginvestasikan uangnya. 

"Ketika Anda menyimpan uang di rekening bank Anda atau berinvestasi, lembaga keuangan menggunakan ini untuk menawarkan kredit ke berbagai bisnis, dan  beberapa di antaranya dapat sangat merugikan hewan," ungkap Among.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler