Kabar Baik Buat Peminum Kopi, Kafein Dapat Pangkas Lemak Tubuh dan Cegah Diabetes Tipe 2

Perlu diingat, kafein dapat mendatangkan efek samping berbahaya kalau berlebihan.

Pixabay
Minuman kopi (ilustrasi). Food & Drug Administration (FDA) merekomendasikan untuk tetap membatasi asupan kafein 400 miligram per hari. Takaran itu setara dengan sekitar empat hingga lima cangkir kopi.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar baik buat penggemar kopi dan teh. Penelitian baru menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam kadar yang lebih tinggi dapat membantu memangkas lemak tubuh dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

Termuan tersebut berasal dari hasil penelitian ilmuwan di Karolinska Institute di Swedia dan Imperial College serta University of Bristol di Inggris. Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal BMJ Medicine.

Baca Juga



Peneliti secara khusus memantau gen CYP1A2 dan AHR, yang memengaruhi tingkat metabolisme kafein dalam tubuh. Mereka yang memiliki gen yang memetabolisme kafein pada tingkat yang lebih cepat, dikaitkan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah dan massa lemak tubuh yang lebih rendah.

Mereka juga ditemukan memiliki penurunan risiko diabetes tipe 2. Rekan penulis studi dan doktor filsafat di School of Psychological Science di University of Bristol, Benjamin Woolf, mengatakan hasil penelitian mendukung hubungan pengamatan antara konsumsi kafein dan diabetes tipe 2.

Kepala petugas medis dari CardioSolution di Bethesda, Maryland, Bradley Serwer, yang tidak terlibat dalam penelitian, justru tidak terkejut dengan hasil penelitian. Ia menyebut beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan hubungan antara kafein dan penurunan risiko obesitas dan diabetes.

"Bedanya, penelitian ini mengambil langkah selanjutnya untuk menunjukkan hubungan sebab akibat," kata Serwer kepada Fox News Digital, dikutip Selasa (18/4/2023).

Dengan menggunakan campuran penanda genetik dan kadar kafein plasma, Serwer mengatakan penelitian ini membantu ilmuan memahami efek kafein pada tingkat yang lebih dalam. Meskipun data ini tidak definitif dan dilakukan terutama hanya pada satu kelompok etnis, hasil ini sangat menarik dan menggugah pikiran.

Seorang ahli endokrin yang berbasis di Florida, AS, dengan spesialisasi dalam perawatan diabetes, Ahmet Ergin, mengatakan kafein dapat memiliki beberapa efek samping yang berbahaya jika disalahgunakan dan dikonsumsi secara berlebihan.

"Konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia, jantung berdebar, dan bahkan masalah perilaku,” ujar Ergin.

Food & Drug Administration (FDA) merekomendasikan untuk tetap membatasi asupan kafein 400 miligram per hari. Takaran itu setara dengan sekitar empat hingga lima cangkir kopi.

Di sisi lain, Ergin mengingatkan bahwa orang yang berbeda bereaksi berbeda terhadap kafein, tergantung pada metabolisme, toleransi, dan kepekaan. Dokter Serwer menyebut bahwa walaupun kafein telah dikaitkan dengan banyak manfaat, itu masih termasuk stimulan.

"Beberapa orang yang berisiko mengalami aritmia jantung dan gangguan kejiwaan (seperti insomnia, mania atau gangguan bipolar) akibat kafein," kata dr Serwer.

 

 

Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi kopi dan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi tiga hingga lima cangkir per hari memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung iskemik dan strok dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.

Rekan penulis studi, Woolf, menunjukkan bahwa alih-alih mengukur efek langsung dari minum lebih banyak teh, kopi, atau minuman berkafein lainnya, studi tersebut memperkirakan tingkat kafein menggunakan varian genetik yang memetabolismenya. Di dunia nyata, dia mencatat orang biasanya meminumnya dengan susu, gula, dan mungkin juga camilan, yang semuanya dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Keterbatasan lainnya adalah penelitian ini berfokus terutama pada orang-orang keturunan Eropa. Sebaiknya, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menenggak secangkir kopi ekstra dengan harapan bisa menurunkan lemak tubuh.

"Seseorang harus berkonsultasi dan mendiskusikan topik tersebut dengan penyedia medis untuk menentukan apakah itu akan aman dan bermanfaat," ujar Woolf.

Walaupun hasil penelitian ini tampak menjanjikan, tidak ada jaminan bahwa orang akan menurunkan berat badan atau menghindari diabetes hanya dengan meningkatkan asupan kafein harian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler