Apple Masih Andalkan Pasokan Layar dari Korea Selatan, Mengapa?

Apple mengalihkan kebutuhan layarnya ke para produsen Korea di tahun-tahun mendatang.

EPA/Shawn Thew
Perusahaan teknologi asal AS, Apple, masih akan bergantung dan mengandalkan pasokan untuk layar pada berbagai perangkatnya dari sejumlah produsen asal Korea Selatan.
Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi asal AS, Apple, masih akan bergantung dan mengandalkan pasokan untuk layar pada berbagai perangkatnya dari sejumlah produsen asal Korea Selatan.

Baca Juga


Padahal Apple dalam beberapa waktu terakhir memiliki keinginan untuk mulai mandiri menyiapkan komponennya.

Informasi mengenai Apple yang masih bergantung terhadap pasokan dari produsen Korea tersebut diungkap oleh Institute for Information & Communications Technology Promotion (IITP) Korea Selatan.

Dikutip dari Korea Herald, IITP mengatakan bahwa secara jangka panjang benar bahwa Apple bisa masuk ke industri layar.

Namun untuk beberapa waktu ke depan, setidaknya produsen layar dari Korea Selatan seperti LG dan Samsung Display masih akan memasok paling tidak 60 persen komponen layar yang dibutuhkan Apple.

Terutama untuk kebutuhan layar microLED yang biasanya digunakan di Apple Watch, para pemasok layar dari Korsel tetap akan memenuhi kebutuhan tersebut.

Meski Apple merencanakan layar buatannya sendiri mulai bisa diproduksi tahun depan, namun IITP meyakini masih dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengkomerisialisasikan layar tersebut.

Kemungkinan paling cepat semua itu terealisasi di 2025 menurut prediksi IITP. "Apple akan mengalihkan kebutuhan layarnya ke para produsen Korea di tahun-tahun mendatang sehingga tetap bisa menghemat biaya untuk produksi massal," ungkap IITP.

Selain layar, IITP juga mengungkap potensi pengembangan industri yang dilakukan oleh Apple. Apple kemungkinan besar juga akan mengenalkan komponen chip untuk ponsel pintarnya yang dibuat secara mandiri oleh mereka. 

“Dorongan Apple untuk kemandirian chip dapat melemahkan dominasi pasar perusahaan-perusahaan yang luar biasa seperti Intel, Qualcomm dan Broadcom, dan memberdayakan perusahaan pembuat chip seperti TSMC,” kata laporan itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler