Badan Pangan: Pemerintah Jaga Harga Pangan Usai Lebaran

Pemerintah menjalankan beberapa program strategis agar harga pangan tetap terkendali.

Ilustrasi telur. Pemerintah menjaga stabilitas harga pangan usai periode ramadhan dan idul fitri 1444 Hijriyah.
Rep: Intan Pratiwi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menjaga stabilitas harga pangan usai periode ramadhan dan idul fitri 1444 Hijriyah. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan pemerintah menjalankan beberapa program strategis agar harga pangan tetap terkendali.

Menurutnya, stabilitas pasokan dan harga pangan yang relatif baik pada momentum Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri tahun ini harus bisa dijaga dan ditingkatkan. “Setelah Idulfitri ini momentum yang baik untuk melakukan review dan persiapan menjaga stabilitas stok dan harga pangan sehingga kita semakin siap menghadapi momen HBKN ke depan,” ujar Arief lewat siaran persnya, Rabu (26/4/2023).

Untuk itu, Arief menuturkan, usai cuti bersama ini NFA langsung fokus melakukan review dan evaluasi hasil stabilisasi pasokan dan harga pada HBKN Idulfitri lalu. Selain itu, juga memastikan pelaksanaan sejumlah program, seperti melanjutkan penyaluran Bantuan Pangan Nasional untuk Beras bagi 21.361.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sampai dengan Mei 2023, serta penyaluran Bantuan Telur dan Daging Ayam untuk 1,4 Juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) sampai dengan Juni 2023.

“Kita langsung fokus kepada sejumlah program strategis pangan, seperti evaluasi sekaligus menyiapkan langkah-langkah mitigasi stabilisasi pangan ke depan khususnya untuk komoditas pangan yang berdampak besar terhadap inflasi. Ini penting dilakukan mengingat setelah cuti bersama aktivitas ekonomi masyarakat mulai kembali berjalan normal,” ujarnya.

Arief mengatakan, upaya meningkatkan daya beli dan keterjangkauan pangan masyarakat salah satunya dilakukan dengan mempercepat pendistribusian bantuan pangan. Sampai dengan Idulfitri, NFA melalui Perum Bulog telah mendistribusikan 151.925 ton bantuan pangan beras, jumlah tersebut mencapai 71 persen dari total penyaluran tahap pertama sebanyak 213.530 ton.

“Setelah Lebaran ini kita tingkatkan terus pendistribusiannya agar penyaluran kepada total 21,3 juta KPM tahap pertama segera selasai sehingga segera diikuti penyaluran tahap ke dua dan ketiga. Begitu juga dengan pendistribusian bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting, target penyaluran 78 ribu paket bantuan telur dan daging ayam sebelum Lebaran telah tercapai, selanjutnya pendistribusian terus dilakukan kepada 1,4 juta KRS,” terangnya.

Adapun sampai dengan sebelum Lebaran, ID FOOD telah menyalurkan bantuan telur dan daging ayam kepada 78.416 KRS di provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bantuan berupa daging ayam ukuran 1 ekor karkas atau sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.

“Setelah Lebaran, penyaluran bantuan terus dilakukan kepada 1,4 juta KRS di 7 provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara. Penyaluran bantuan dilakukan sampai tiga bulan ke depan,” paparnya.

Lebih lanjut, Arief menilai, kondisi pasokan dan harga pangan jelang Idulfitri lalu terbilang stabil dan terkendali mengingat tidak terjadi gejolak dan kenaikan harga yang tinggi untuk komoditas bahan pangan pokok. Beberapa kenaikan harga pangan seperti cabai dan bawang, setelah dilakukan pengecekan ke pasar-pasar, terjadi dalam tingkatan yang wajar dikarenakan lonjakan permintaan jelang Idulfitri.

Maka dari itu, ia memastikan, langkah-langkah stabilisasi pasokan dan harga pangan masih akan terus digencarkan setelah Lebaran ini. Kondisi ini tuturnya, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan agar pasokan dan harga pangan stabil dan seimbang baik di tingkat petani, pedagang, dan konsumen/masyarakat.

“Kita akan terus lakukan upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan seperti jelang Lebaran lalu. Diantaranya, terus melakukan koordinasi dengan dinas urusan pangan daerah untuk penyediaan pangan murah melalui Gerakan Pasar Murah (GPM). Kita juga minta Bulog terus mendistribusikan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) ke ritel modern dan tradisional, serta secara bersamaan terus mendorong Bulog untuk meningkatkan serapan gabah/beras dari hasil panen dalam negeri,” ucapnya.

Terkait pelaksanaan GPM, sampai dengan periode Idulfitri tahun ini NFA telah menyelenggarakan sekitar 452 kali GPM baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sedangkan untuk penyaluran beras SPHP, sejak Januari 2023 sampai dengan minggu ke-3 April 2023 ini Bulog melalui 26 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia telah menyalurkan beras SPHP sekitar 569 ribu ton.

Selain menjaga stabilitas pasokan dan harga, memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat juga menjadi salah satu prioritas NFA. Arief mengatakan, usai Lebaran pengecekan keamanan pangan melalui uji sample pangan segar guna mengukur kandungan bahan aktif pestisida golongan organofosfat akan terus ditingkatkan baik di pasar tradisional maupun pasar modern.

“Kita tingkatkan pelaksanaan pengecekan keamanan pangan segar melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) pusat dan daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah, BUMD, serta asosiasi pedagang. Jadi saat NFA turun ke pasar bukan hanya mengecek harga tetapi juga menguji sample pangan segar untuk pastikan keamanannya,” terangnya.

Arief mengakui, selepas Idulfitri ini menjadi momentum untuk merapatkan barisan bersama seluruh stakeholder pangan nasional, guna bersama-sama mempersiapkan dan membangun ekosistem pangan nasional yang lebih kuat sehingga saat dihadapkan pada momentum HBKN lainnya pemerintah dan masyarakat tidak lagi menghadapi isu pangan yang berulang.

“Kerja memperkuat pangan nasional adalah kerja kolektif dan komprehensif. Untuk itu, setelah ini selain menjaga stok dan harga serta memastikan keamanan pangan, kita juga terus membangun regulasi, sistem, dan kolaborasi untuk menurunkankan daerah rentan rawan pangan secara bertahap sesuai target, serta meningkatkan gerakan Stop Boros Pangan, dan penganekaragaman pangan melalui kampanye B2SA,” ungkapnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler