Pembiayaan Baru Naik, Laba BFI Finance Tumbuh 28,5 Persen

Total aset meningkat 46,5 persen secara year-on-year (yoy).

dok. BFI Finance
Jajaran direksi PT BFI Finance Indonesia Tbk dalam acara Public Expose BFI Finance 2022.
Rep: Retno Wulandhari Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) kembali melanjutkan kinerja positifnya pada kuartal pertama 2023. Total aset meningkat 46,5 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 24 triliun atau naik 9,3 persen dibandingkan total aset di akhir 2022. 

Baca Juga


Kenaikan ini didukung oleh realisasi pembiayaan baru di kuartal I 2023 yang melambung 53,9 persen yoy atau senilai Rp 6,3 triliun. Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menilai, kinerja positif ini seiring dengan membaiknya kondisi fundamental domestik. 

"Meskipun sempat diwarnai dengan kenaikan suku bunga patokan dan penutupan beberapa bank di Amerika Serikat dan Eropa, hal tersebut tidak berdampak terhadap momentum pertumbuhan industri perbankan dan pembiayaan di tanah air," kata Sudjono melalui siaran pers, Rabu (26/4/2023).

Sudjono memerinci, sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat dengan porsi hingga 67,5 persen. Sementara nilai piutang yang dikelola atau managed receivables mencapai sebesar Rp 15,2 triliun dari total Rp 22,5 triliun. 

Komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya selain pembiayaan kendaraan roda empat adalah pembiayaan alat berat dan mesin 12,8 persen, pembiayaan kendaraan roda dua 12,5 persen. Sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2 persen terhadap piutang yang dikelola Perusahaan.

Perusahaan secara konsisten masih melanjutkan catatan rapor ciamik dengan membukukan pendapatan senilai Rp 1,6 triliun sepanjang kuartal satu atau tumbuh 39,0 persen yoy. Di sisi lain, biaya operasional Perusahaan tercatat sebesar Rp 1,0 triliun atau naik 46,8 persen yoy sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional Perusahaan guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir. 

Dengan demikian, laba sesudah pajak meningkat 28,5 persen yoy dengan nilai Rp 508,8 miliar. Nilai ini merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi Perusahaan. Per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah 1 persen dengan rincian, yakni level bruto 1,06 persen dan neto 0,43 persen.

Piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp 21,4 triliun atau meningkat 45,0 persen dibandingkan periode kuartal satu tahun lalu. “BFI Finance terus melanjutkan tren positif di tahun 2023 ini, dan kami optimistis dapat melanjutkan tren ini dengan tetap menjaga kualitas aset yang baik dan pencadangan yang memadai, sambil melanjutkan proses transformasi bisnis dan mitigasi risiko melalui tata kelola yang baik,” ujar Sudjono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler