Emas Menguat Tipis Karena Data Ekonomi AS di Bawah Perkiraan
Data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan memicu permintaan terhadap emas.
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat 28/4/2023 pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan sehari sebelumnya meski masih bercokol di bawah level psikologis 2.000 dolar AS. Data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan mendorong permintaan terhadap logam kuning tersebut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Divisi Comex New York Exchange, terkerek 3,00 dolar AS atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 1.999,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.013,30 dolar AS dan terendah di 1.982,00 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 8,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.996,00 dolar AS pada Rabu (26/4/2023), setelah terdongkrak 4,70 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 2.004,50 dolar AS pada Selasa (25/4/2023), dan menguat 9,30 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.999,80 dolar AS pada Senin (24/4/2023).
Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis (27/4/2023) bahwa produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan 1,1 persen pada kuartal pertama 2023, turun dari tingkat pertumbuhan 2,6 persen dalam tiga bulan terakhir 2022 dan juga lebih rendah dari perkiraan 2,00 persen oleh para ekonom.
Data yang lebih rendah dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi resesi ekonomi. Dolar AS menguat setelah rilis data yang menghambat kenaikan emas lebih lanjut.
Data ekonomi lainnya yang dirilis Kamis (27/4/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS mencapai 230.000 dalam pekan yang berakhir 22 April, turun 16.000 dari pekan sebelumnya.
National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa indeks penjualan rumah tertunda AS, indikator utama penjualan rumah berdasarkan penandatanganan kontrak, turun 5,2 persen menjadi 78,9 pada Maret, penurunan pertama kali dalam empat bulan. Para ekonom memperkirakan indeks naik 0,5 persen.
Sementara itu, pertemuan kebijakan Federal Reserve dijadwalkan pekan depan. Namun terlepas dari tanda-tanda pertumbuhan yang melambat, beberapa pejabat Fed menyerukan kenaikan suku bunga lagi tahun ini, terutama karena inflasi tetap jauh di atas kisaran target bank sentral.
Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi emas dan logam lainnya, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 13,80 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 25,209 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 12,80 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi menetap pada 1.093,20 dolar AS per ounce.