UTBK-SNBT Sudah di Depan Mata, Pola Belajarnya Harus Seperti Apa?

UTBK-SNBT gelombang pertama berlangsung pada 8-14 Mei 2023.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam rangka Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Dr Setiabudi, Kota Bandung, Selasa (13/4). Peserta perlu menyesuaikan pola belajarnya menjelang pelaksanaan UTBK-SNBT 2023.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2023 kian dekat. Sebagai informasi, gelombang pertama ujian tulis yang nilainya akan dipakai untuk mendaftar di perguruan tinggi negeri itu berlangsung pada periode 8-14 Mei, disusul gelombang kedua pada 22-28 Mei 2023.

Menurut Direktur Bimbingan Belajar Konstanta Education, Didin Baharudin, rata-rata calon peserta UTBK 2023 lazimnya sudah memiliki persiapan masing-masing. Bisa saja siswa sudah mengikuti bimbingan belajar (bimbel) atau memilih belajar secara mandiri.

Bagi para siswa, saat ini yang diperlukan adalah melakukan review dan pengecekan ulang. Normalnya, menurut Didin, para siswa minimal telah mengikuti satu kali try-out. Dari sana, siswa bisa memetakan sub tes atau topik mana yang menjadi titik lemah.

"Kuatkan yang sudah dikuasai. Maksimalkan mana yang belum dikuasai atau penguasaannya lemah, tapi masih mungkin dikejar. Kalau tidak terkejar, ikhlaskan saja. Lebih baik memperkuat yang sudah dikuasai," kata Didin saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (29/4/2023).

Cara evaluasi ulang yang disarankan Didin yakni membahas materi soal latihan yang sudah dikerjakan. Konsultasi bisa dilakukan dengan pengajar, tutor, maupun guru yang mendampingi di sekolah.

Baca Juga


Siswa pun diyakini Didin memiliki grup diskusi bersama kawan-kawan. Kalaupun tidak ada, siswa bisa memanfaatkan tutorial di Youtube atau TikTok, dengan cara melihat soal yang punya kemiripan.

Bagi siswa yang sengaja memilih mulai belajar saat waktu sudah mepet alias injury time, menurut Didin kemungkinan untuk berhasil selalu ada. Akan tetapi, probabilitas kelulusan tetap tergantung kesiapan siswa sebelumnya dalam penguasaan materi.

Bagaimana pun, persiapan dari jauh-jauh hari dianggap Didin akan lebih baik. Meski begitu, mulai belajar saat injury time tetap memungkinkan, asal dengan sejumlah catatan.

"Ada yang baru mulai, rezekinya dapat. Ketika didampingi belajar memang harus siap "dicuci otak" dulu, mempersiapkan mental, karena sering kali yang bikin kesulitan bukan akademik, tapi ketakutan diri sendiri. Itu dulu yang diterapi," ucap pria yang sudah menjadi tutor sejak 1999 itu.

Didin berpendapat, kunci menghadapi ujian seperti UTBK-SNBT adalah sikap tenang dari siswa. Bahkan, Konstanta Education membuat pelesetan bahwa kepanjangan UTBK, yakni "ujian tulis berbasis ketenangan".

Selama ini, Didin mencermati bahwa siswa yang sukses UTBK secara natural punya prestasi akademik biasa saja, namun bisa mengendalikan emosi. Saat mengerjakan soal ujian yang sebenarnya, dia bisa tenang sehingga semua materi yang telah dipelajari bisa diingat dengan baik.

Akan berbeda apabila anak yang selama di kelas dikenal sangat pintar namun panik saat ujian, sehingga pikiran bisa menjadi blank. Didin menyarankan untuk menjaga keseimbangan dan ketenangan pikiran, begitu juga menjaga kesehatan fisik dan mental.

"Jangan sampai burn out. Jangan memaksakan terus belajar sampai lupa bersosialisasi, refreshing, olahraga, dan istirahat," tutur Didin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler