Aktivis Palestina yang Mogok Makan di Penjara Israel, Meninggal Dunia

Tiga roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah Israel.

anadolu agency
Ruang interograsi di penjara Israel. (ilustrasi)
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Khader Adnan, seorang aktivis Palestina, anggota kelompok militan Palestina Jihad Islam yang dituduh oleh Israel atas tuduhan teror, meninggal dunia di sebuah penjara Israel pada Selasa (2/5/2023). Meninggalnya Adnan ini setelah ia melakukan aksi mogok makan selama 87 hari, demikian dikatakan oleh pihak berwenang penjara Israel.

Baca Juga


Israel mengatakan Adnan menolak untuk menjalani tes medis dan menerima perawatan medis. Ia kemudian ditemukan tidak sadarkan diri di kamarnya pada Selasa (2/5/2023) pagi.

Otoritas penjara Israel mengatakan Adnan dievakuasi ke rumah sakit setelah upaya untuk menyadarkannya gagal dan ia akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Sementara pihak pengacara Adnan menuduh Israel melakukan kelalaian medis.

"Setelah 36 hari Adnan ditahan, kami menuntut agar ia dipindahkan ke rumah sakit umum agar ia bisa mendapatkan perawatan yang layak. Sayangnya, permintaan tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh pihak berwenang penjara Israel," kata pengacara Jamil Al-Khatib kepada Reuters melalui telepon.

Tak lama setelah kematian Adnan diumumkan, sirene berbunyi di komunitas-komunitas perbatasan Gaza, membuat warga berlarian mencari tempat perlindungan. Militer Israel mengatakan tiga roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah wilayah Israel, namun jatuh di daerah terbuka.

"Perjuangan kami terus berlanjut dan musuh akan menyadari sekali lagi bahwa kejahatannya tidak akan berlalu tanpa tanggapan. Perlawanan akan terus berlanjut dengan segala kekuatan dan tekad," kata Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan.

Adnan, 45 tahun, yang berasal dari kota Jenin yang diduduki Israel, adalah seorang tokoh Jihad Islam yang terkenal di Tepi Barat, yang direbut Israel pada perang tahun 1967. Seperti kelompok Islamis Hamas, Jihad Islam menentang kesepakatan damai antara Palestina dan Israel dan menganjurkan penghancuran Israel.

Menurut Asosiasi Tahanan Palestina, Adnan telah ditahan oleh Israel sebanyak 12 kali, menghabiskan sekitar delapan tahun di penjara, sebagian besar di bawah penahanan administratif.

Israel menuduh Adnan mendukung teror, berafiliasi dengan kelompok teror, dan menghasut. Dia melakukan setidaknya lima kali mogok makan selama masa penahanannya sejak tahun 2004. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler