NTP di 18 Provinsi Naik, BPS: Ketersediaan Pangan di Bulan Puasa dan Lebaran Terpenuhi
Kementan pastikan NTUP di 16 provinsi mengalami kenaikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis sebanyak 18 Provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani atau NTP pada Bulan April 2023. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dengan kenaikan mencapai 1,15 persen.
"Sedangkan untuk NTUP (Nilai Tukar Usaha Petani) sebanyak 16 provinsi mengalami kenaikan. Juga kenaikan tertingginya masih dari Sumatera Selatan," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam saran berita resmi statistik, Selasa, 2 Mei 2023
Margo menjelaskan, NTP nasional April 2023 sebesar 110,58. NTP subsektor tanaman Pangan naik 0,22 persen dari 103,83 menjadi 104,06. Demikian juga dengan sektor peternakan yang naik 0,73 persen dari yang tadinya 100,34 menjadi 101,07.
"Adapun untuk NTUP tanaman pangan naik 0,23 persen dari yang tadinya 104,51 menjadi 104,74, kemudian NTUP sektor peternakan naik 0,76 persen dari 101,44 menjadi 102,21," katanya.
Data NTP Januari – April tahun ini juga menunjukkan kenaikan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS, secara nasional, NTP Januari – April 2023 lebih tinggi 1,5 persen dibandingkan NTP 2022 pada periode yang sama. Perubahan tertinggi terjadi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 9,35 persen.
Sejalan dengan kenaikan NTP, ketersediaan dan pasokan produksi pangan selama bulan puasa dan lebaran kemarin dalam posisi aman alias mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini didorong oleh panen raya yang terjadi di sejumlah sentra.
"Ketersediaan untuk komoditas hortikultura menjelang puasa dan lebaran cukup tersedia dengan baik, demikian juga untuk panen raya padi yang terjadi di beberapa produksi diantaranya di Karawang kemudian Indramayu, Ngawi, Lamongan Grobogan, Sragen dan lain-lain," katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa produksi pertanian selama ini berjalan cukup baik yang ditandai naiknya produksi padi, komoditas hortikultura, dan juga subsektor perkebunan maupun peternakan.
"Alhamdulillah meski kebutuhan puasa dan lebaran meningkat, kami dari sisi produksi dalam negeri mampu memenuhinya," jelasnya.