Anies: Pilpres 2024 Bukan Soal Meneruskan Sebuah Program

Pilpres jadi momentum mengevaluasi kebijakan apakah sudah sesuai janji kemerdekaan.

Republika/Putra M. Akbar
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mencium tangan seorang anak sebelum menyampaikan pidato politik di Tenis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (7/5/2023). Anies Baswedan menyampaikan pidato bertajuk Meluruskan Jalan Menghadirkan Keadilan yang dihadiri 4.000 relawan. Pada kesempatan tersebut juga dideklarasikan relawan Amanat Indonesia (Anies) yang merupakan komunitas gerakan yang memperjuangkan Anies sebagai Presiden 2024.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Momentum semua pihak untuk melihat dan mengevaluasi kebijakan yang sudah dijalani apakah sesuai dengan janji kemerdekaan, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Baca Juga


Kontestasi nasional mendatang jangan hanya dipandang sebagai momentum pencarian sosok akan melanjutkan atau tidak meneruskan suatu program. Namun, harus dipandang sebagai momentum untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat.

"Tahun depan kita akan merasakan sebuah penentuan arah. Pemilu Pilpres 2024 bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan sebuah program, bukan," tegas Anies dalam pidatonya di acara relawan Amanat Indonesia (Anies), Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).

"Pemilu 2024, Pemilu 2019, Pemilu 2014, dan pemilu-pemilu lainnya adalah sebuah kesempatan untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa. Republik ini didirikan dengan cita-cita, dengan janji menghadirkan keadilan bagi semua," sambungnya.

Ia pun menyinggung pernyataan yang sering menyebut, hilang atau berpindahnya kekuasaan. Menurutnya pernyataan tersebut tidaklah benar, sebab kekuasaan suatu negara dimiliki oleh rakyatnya.

Menurutnya, itulah prinsip dasar demokrasi yang harus dipegang semua pihak, yakni kekuasaan di tangan rakyat. Jangan pernah ada yang merasa bahwa pemegang kekuasaan kecuali rakyat. Mereka pemenang pemilihan umum (Pemilu) hanyalah sebagai pemegang kewenangan kekuasaan.

"Perjuangan ke depan kita ingin meluruskan jalan dan meluruskan jalan ini kita dihadapkan dengan sebuah kompetisi, kompetisi gagasan, kompetisi rencana, kompetisi rekam jejak. Dan dalam kompetisi ini kita akan berhadapan dengan lawan yang memiliki sumber daya yang luar biasa besar," ujar Anies.

Kendati demikian, ia mengingatkan seluruh pendukung, relawan, hingga simpatisannya untuk tak menganggap lawannya sebagai musuh. Sebab musuh akan saling menghabisi, tetapi lawan saling menguatkan.

"Lawan debat adalah teman berpikir, lawan badminton adalah teman olahraga, lawan voli adalah teman olahraga. Lawan di dalam proses Pilpres, lawan di dalam pemilu, mereka adalah teman dalam demokrasi," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler