Tiga Kelompok Makanan yang Bisa Kurangi Lonjakan Gula Darah
Waspadai lonjakan gula darah setelah makan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes tipe 2 terjadi akibat produksi insulin yang tidak mencukupi. Akibatnya, gula darah dapat mencapai ketinggian yang berbahaya, meningkatkan risiko komplikasi serius.
Kabar baiknya, perubahan pola makan bisa sangat membantu dalam mengelola kadar glukosa darah. Seorang ahli diabetes dari Plant Based Health Professionals, Claire Lynch, menjelaskan bahwa semua makanan nabati bermanfaat dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.
"Kita harus berpikir tentang 'paket makanan', yaitu apa yang terkandung dalam makanan yang kita makan secara keseluruhan, daripada hanya satu atau dua nutrisi tertentu saja, seperti zat besi atau protein," ujar Lynch, dikutip dari Express, Ahad (7/5/2023).
Menurut ahli, itulah yang membuat makanan nabati menjadi kandidat yang bagus karena mengandung berbagai macam kebaikan, mulai dari serat hingga nutrisi, sekaligus menjaga kandungan kalorinya tetap rendah. Namun, serat sangat ampuh untuk diabetes karena kemampuannya untuk mengontrol kadar gula darah.
Serat difermentasi dan dicerna oleh mikroba usus. Proses ini menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) yang diketahui mengurangi lonjakan glukosa darah setelah makan.
"Beberapa SCFA ini juga menurunkan lemak dalam darah yang mengurangi resistensi insulin, dan bahkan secara langsung memperbaiki fungsi sel di pankreas yang menghasilkan insulin," ucap Lynch.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease menjelaskan resistensi insulin terjadi ketika sel tidak merespons insulin dengan baik dan tidak bisa dengan mudah mengambil glukosa dari darah. Tiga opsi makanan ini juga bisa kurangi lonjakan darah setelah makan, menurut Lynch.
1. Tahu dan protein kedelai
Protein kedelai bermanfaat untuk kurangi risiko dan perkembangan diabetes. Protein kedelai tidak mengandung kolesterol, tetapi kaya akan lemak tak jenuh ganda dan flavonoid "baik" yang menurunkan risiko diabetes karena sifat antioksidan dan antiinflamasinya.
Terlebih lagi, dari tahu hingga susu kedelai dan kacang kedelai hingga tempe, ada banyak produk berbeda yang bisa dipilih.
2. Kacang-kacangan
Lynch mengatakan konsumsi legum secara konsisten dikaitkan dengan kontrol glukosa darah yang lebih baik pada pengidap diabetes tipe 2. Kemungkinan besar itu disebabkan oleh kandungannya yang kaya serat.
"Serat larut telah terbukti mengurangi lonjakan gula darah setelah makan karena efek pembentuk gel dari serat dalam usus, sementara serat tidak larut telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin," ujar dia.
3. Beri
Efek menguntungkan dari buah beri pada sensitivitas insulin didokumentasikan dengan baik. Pakar menjelaskan efek positif buah beri kemungkinan disebabkan oleh kandungan seratnya yang tinggi.
Namun, buah-buahan juga mengandung fitonutrien dan anthocyanin yang bermanfaat sebagai antioksidan kuat.