Rusia Puji Keputusan Liga Arab Terima Kembali Suriah
Moskow mengharapkan negara-negara Arab meningkatkan dukungan mereka ke Suriah.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memuji keputusan kembalinya Suriah ke Liga Arab. Rusia menyebut, langkah ini sebagai tindakan negara-negara Arab untuk mengambil kebijakan secara independen di panggung global.
“Kami berpikir keputusan Dewan Menteri Luar Negeri Liga Arab telah menunjukkan aspirasi negara-negara Arab untuk meningkatkan koordinasi tindakan demi kepentingan penyelesaian masalah regional dan internasional, dan menegaskan niat mereka untuk terus menjalankan kebijakan independen mereka di panggung global berdasarkan kepentingan inti mereka di masa depan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dilaporkan Al Arabiya, Ahad (7/5/2023).
Sebelumnya, perwakilan pemerintah Arab memberikan suara di Kairo, Mesir untuk mengembalikan Suriah ke Liga Arab. Ini terjadi beberapa hari setelah diplomat top dari Yordania, Suriah, Arab Saudi, Irak, dan Mesir mengadakan pembicaraan di Amman yang fokus pada pencapaian solusi politik untuk krisis Suriah.
Pemungutan suara juga dilakukan beberapa hari menjelang KTT Liga Arab yang akan diselenggarakan oleh Arab Saudi pada 19 Mei. “Moskow menyambut baik langkah yang telah lama ditunggu ini yang menjadi hasil logis dari proses mengembalikan Suriah ke keluarga Arab yang mendapatkan momentum. Kami melanjutkan dari premis bahwa mengembalikan partisipasi Suriah dalam operasi Liga Arab akan memfasilitasi suasana yang lebih sehat di kawasan Timur Tengah dan penanggulangan tercepat dari konsekuensi krisis Suriah," kata Zakharova.
Zakharova mengatakan, Moskow mengharapkan negara-negara Arab meningkatkan dukungan mereka ke Suriah dalam menyelesaikan masalah pemulihan pasha konflik yang dihalangi oleh sanksi sepihak. Sebelumnya Amerika Serikat (AS) menentang kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menekankan seruan kepada para diplomat tinggi Yordania dan Mesir bahwa mereka yang terlibat dengan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad harus mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana upaya tersebut memenuhi kebutuhan rakyat Suriah.
Blinken juga menekankan sikap Washington, dengan menyatakan AS tidak akan menormalisasi hubungan dengan rezim Assad dan tidak mendukung normalisasi lainnya sampai ada kemajuan politik otentik yang difasilitasi PBB sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR) 2254.
Blinken menekankan pentingnya koordinasi dengan Utusan Khusus PBB untuk Suriah. Dia menggarisbawahi, UNSCR 2254 adalah satu-satunya solusi yang layak untuk mengakhiri perang.
AS telah lama mengkritik rezim Assad karena melakukan tindakan brutal terhadap pengunjuk rasa pada 2011. Peristiwa ini menyebabkan dimulainya perang saudara di Suriah.
AS telah memberikan dukungan kepada pasukan oposisi di Suriah dan menyerukan agar Assad turun dari kekuasaan. Selain itu, Washington memberlakukan sanksi terhadap rezim Assad dan sekutunya, termasuk Rusia dan Iran, atas peran mereka dalam mendukung pemerintah Suriah.
Washington secara konsisten menyerukan solusi politik untuk konflik yang mencakup transisi dari rezim Assad. Meskipun ada upaya internasional untuk menegosiasikan penghentian konflik, rezim Assad tetap berkuasa dan situasi kemanusiaan di Suriah terus memburuk.