Penangkapan Imran Khan Picu Kerusuhan di Pakistan
Imran Khan adalah mantan perdana menteri ketujuh yang ditangkap di Pakistan.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan ditangkap dan diseret dari pengadilan pada Selasa (9/5/2023). Penangkapan ini pun memicu demonstrasi dengan kekerasan oleh para pendukungnya yang marah di seluruh negeri.
Penangkapan pemimpin negara yang digulingkan dalam mosi tidak percaya pada April 2022 mewakili konfrontasi terbaru yang mengguncang Pakistan. Setidaknya satu orang dilaporkan meninggal dan lima orang lainnya terluka dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan militer di Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan.
Sekitar 15 orang cedera dilaporkan di tengah kekerasan serupa di Karachi, Peshawar, Rawalpindi dan Lahore. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.
Pejabat otoritas telekomunikasi Pakistan mengatakan, regulator memblokir media sosial, termasuk Twitter. Sedangkan layanan internet ditangguhkan di ibu kota Islamabad dan kota-kota lain. Beberapa sekolah swasta pun diliburkan pada Rabu (10/5/2023).
Pecahnya kekerasan ini bermula saat Khan dikeluarkan dari Pengadilan Tinggi Islamabad oleh agen keamanan dari Biro Akuntabilitas Nasional. Kehadiran Khan di tempat itu untuk menghadapi dakwaan dalam kasus korupsi.
Pejabat senior dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf Fawad Chaudhry menyatakan, Khan kemudian dimasukkan ke dalam mobil lapis baja dan dibawa pergi. Chaudhry mengecam penangkapan mantan bintang kriket berusia 71 tahun itu sebagai "penculikan". Video siaran GEO TV Pakistan menyiarkan momen saat Khan diseret pergi.
Perkelahian terjadi antara pendukung Khan dan polisi di luar pengadilan. Beberapa pengacara dan pendukung Khan terluka dalam huru-hara itu, begitu pula beberapa polisi.
Menurut polisi dan pejabat pemerintah, Khan dibawa ke kota garnisun Rawalpindi, dekat Islamabad, untuk diinterogasi di kantor Biro Akuntabilitas Nasional. Dia juga harus menjalani pemeriksaan medis rutin.
"Imran Khan ditangkap karena dia dicari dalam kasus korupsi," ujar Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah Khan.
Menteri dalam negeri menuduh perbendaharaan Pakistan telah kehilangan jutaan dolar saat Khan menjabat. Kehilangan bear ini karena pembelian tanah secara ilegal dari seorang taipan bisnis.
Penangkapan Khan ini didasarkan pada surat perintah baru dari Biro Akuntabilitas Nasional yang diperoleh minggu lalu. Surat ini menyoroti kasus korupsi terpisah dengan kondisi Khan belum diberikan jaminan. Pengacaranya menantang legalitas penangkapan, tetapi pengadilan mendukungnya meskipun mengakui seharusnya tidak dikeluarkan secara paksa dari ruang sidang. Khan dijadwalkan muncul di pengadilan anti-korupsi pada Rabu.
Khan adalah mantan perdana menteri ketujuh yang ditangkap di Pakistan. Zulfikar Ali Bhutto ditangkap dan digantung pada 1979. Kakak perdana menteri saat ini Nawaz Sharif yang juga menjabat sebagai perdana menteri, ditangkap beberapa kali atas tuduhan korupsi.