Shalom Alaichem Dinyanyikan Panji Gumilang Al Zaytun, Ini Penjelasan Aktivis Yudaisme
Shalom Alaichem diklaim mempunyai kesamaan dengan salam ala Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Viralnya lagu rohani nasrani di pengajian Pesantren Al Zaytun menarik banyak orang untuk berkomentar.
Salah satu influencer yang sering membahas agama yudaisme Eko Etika Noor menjelaskan lagu "Hanevu Shalom Alaichem" memang sering dinyanyikan sebagai lagu pembuka saat ibadah umat nasrani.
Salah satu klip dibagikan Etika mengenai lagu pembuka rohani dengan bahasa ibrani oleh umat nasrani, https://youtu.be/KGGOIFzyO3k.
Etika juga membagikan klip lagu kedua yang pernah menyanyikan shalawat dengan bahasa ibrani berjudul shalawat global di kajian kyai kanjeng, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), https://youtu.be/N0zHKFPG4jQ.
Etika yang mendalami agama Yahudi langsung dengan Rabbi Tovia Singer menjelaskan bahwa keduanya berbahasa ibrani dan berarti sama dengan kalimat Assalammualaikum, sehingga menurut Etika tidak masalah jika kalimat tersebut digunakan Muslim sebagai sapaan berbahasa Ibrani.
"Lain halnya jika kalimat tersebut digunakan sebagai lagu rohani atau puji-pujian pada klip video youtube umat Nasrani. Karena hal tersebut sudah masuk ranah teologi," ujar dia kepada republika.co.id, Selasa (9/5/2023).
Selain itu Etika yang sering berkolaborasi dengan Yayasan Pembinaan Muslim At Tauhid (YPMA) juga menjelaskan mengenai umat Yahudi yang memiliki kesamaan ketauhidan dengan Islam. Yahudi juga hanya meyakini satu tuhan yang sama dengan Islam yakni Allah SWT.
Hanya saja...
Hanya saja mereka tidak memercayai kitab lain selain Taurat. Karena bagi mereka kitab terakhir yang diturunkan tuhan adalah Taurat.
Sedangkan Muslim memiliki keyakinan dengan semua kitab yang diturunkan kepada nabi dan rasul, termasuk Taurat.
Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
Demikian juga dengan ibadah, umat Yahudi hanya bersedia beribadah di masjid atau mushala jika tidak ada sinagog.
"Saya sering dimintai tolong untuk menemani ibadah umat Yahudi di masjid atau mushala, karena khawatir dicurigai orang lain karena tata cara ibadah yang berbeda," ujar dia.
Umat Yahudi pun sangat mengutamakan kesucian tempat ibadah, sehingga tidak mungkin Yahudi memiliki kedekatan dengan umat agama paganisme karena keyakinan keduanya berbeda, baik keyakinan akan Tuhan maupun dalam hal kesucian ibadah.