Cuitan Elon Musk Tentang Penembak di Mal Texas Sebarkan Klaim yang Menyesatkan

Musk meragukan informasi tentang riwayat online pelaku penembakan di mal Texas.

REUTERS/Dado Ruvic
Akun Twitter Elon Musk dengan tanda centang biru.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Klaim menyesatkan tentang pria bersenjata neo-Nazi yang bertanggung jawab atas penembakan massal pada Sabtu (7/5/2023), di sebuah pusat perbelanjaan di Dallas bergema di Twitter. Sebagian besar tuduhan menyesatkan itu berasal dari Twitter, yang kini dimiliki Elon Musk.

Baca Juga


Musk mempertanyakan, apakah pria yang diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai pelaku penembakan, Mauricio Garcia, benar-benar memiliki akun di platform media sosial Rusia. Dan Musk menyarankan bahwa pengungkapan tentang latar belakang pelaku penembakan bisa jadi merupakan psyop, atau operasi psikologis, di mana publik disesatkan tentang detail penembakan yang sebenarnya.

Garcia memproklamasikan pandangan supremasi kulit putihnya di media sosial dan memiliki tato Nazi. Pihak berwenang dan peneliti independen telah mengkonfirmasi ketertarikannya pada ekstremisme sayap kanan dan supremasi kulit putih. Ketika polisi membunuh Garcia, dia mengenakan patch bertuliskan RWDS, akronim dari Right Wing Death Squad.

"Kami tahu dia memiliki ideologi neo-Nazi," kata Direktur Regional Departemen Keamanan Publik Texas, Hank Sibley, dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa. "Dia memiliki tambalan. Dia memiliki tato," katanya menambahkan.

Musk juga meragukan kelompok riset yang berbasis di Belanda yang dikenal sebagai Bellingcat, yang merilis informasi tentang riwayat online Garcia ketika ia men-tweet bahwa mereka 'mengkhususkan diri dalam operasi psikologis'.

Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya, tetapi serangan tersebut menyebabkan rentetan pelecehan yang ditujukan kepada Bellingcat dari para penggemar online Musk.

"Ini adalah cerita paling aneh yang pernah ada atau psyop yang sangat buruk!" Tulis Musk dalam sebuah tweet yang dilihat lebih dari 3 juta kali.

Musk juga menanggapi pengungkapan tentang ideologi pria bersenjata tersebut dengan postingan yang menunjukkan bahwa dia tidak mempercayainya. "Sangat aneh," tulis Musk dalam satu contoh.

"Ini semakin aneh dari waktu ke waktu," dalam cuitan lainnya.

Riwayat online Garcia tidak diragukan lagi bahwa ia memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap orang Yahudi, orang kulit berwarna dan perempuan. Hal itu, menurut analisis dari postingan-nya yang dilakukan oleh Global Project Against Hate and Extremism, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Alabama yang melacak kelompok-kelompok ekstremis secara online.

"Kembali ke 10 tahun yang lalu, postingan dan catatan harian menunjukkan bahwa Garcia memiliki keyakinan supremasi kulit putih dan neo-Nazi yang mendalam, serta pandangan misoginis dan incel, serta kecenderungan untuk melakukan kekerasan," tulis organisasi tersebut dalam laporannya.

Incel mengacu pada 'selibat secara tidak sengaja', sebuah istilah yang digunakan oleh sebagian besar gerakan online pria yang menyalahkan wanita atas kurangnya kesempatan seksual dan romantis.

Musk telah memberhentikan sebagian besar staf di Twitter yang didedikasikan untuk mencari informasi yang salah dan konten beracun, dan sejak saat itu ia sendiri muncul sebagai sumber informasi yang salah. Sebuah fitur Twitter baru yang disebut 'catatan komunitas' dibuat untuk memungkinkan pengguna menambahkan konteks atau memeriksa fakta dari klaim-klaim yang ada.

Namun, tidak ada catatan komunitas yang dilampirkan pada cuitan Musk tentang pria bersenjata itu pada hari Rabu.

Twitter tidak menjawab pertanyaan yang meminta komentar tentang cuitan Musk yang menyesatkan, dan malah merespons dengan cara yang biasa dilakukannya, dengan email otomatis yang hanya berisi emoji kotoran.

Musk bukanlah satu-satunya pengguna terkemuka yang menyebarkan klaim palsu tentang pelaku penembakan di Twitter.

Anggota DPR Marjorie Taylor Greene, R-Ga, menepis pandangan rasis Garcia, dengan mengatakan bahwa dia adalah orang Latin. "Hanya orang kulit putih yang bodoh yang percaya bahwa seorang anggota geng Meksiko membunuh orang demi supremasi kulit putih," katanya.

Cuitan Greene mengabaikan fakta bahwa kelompok-kelompok supremasi kulit putih telah lama mencoba merekrut orang-orang Latin. Bahkan, beberapa kelompok tersebut telah membuat versi bahasa Spanyol dari situs web mereka.

Dan Enrique Tarrio, seorang warga Amerika keturunan Kuba, adalah mantan pemimpin Proud Boys, salah satu kelompok sayap kanan paling berpengaruh di Amerika.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler