Bank DKI Antisipasi Serangan Siber
Bank DKI menyiapkan keamanan standar yang sesuai industri keuangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank DKI mengklaim bisa mengantisipasi serangan siber pada sistem perbankan. Karena selain sudah memiliki pusat kontrol, Bank DKI menyebut juga sudah dilengkapi standar keamanan industri keuangan dengan infrastruktur teknologi informasi terkini.
"Command center (pusat kontrol) Bank DKI memonitor seluruh sistem dan termasuk untuk keamanan siber," kata Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy saat dihubungi di Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Menurut Fidri, Bank DKI menyiapkan keamanan standar yang sesuai industri keuangan dengan infrastruktur teknologi informasi dan sistem tata kelola terkini. Lalu, pihaknya juga menjelaskan bahwa Bank DKI akan terus meningkatkan keamanan dan komunikasi kepada nasabah.
Dengan peningkatan sistem keamanan tersebut, dia yakin data nasabah Bank DKI terjaga dari serangan para peretas. "Kita wajib memberikan layanan terbaik dengan terus meningkatkan komunikasi yang baik dengan tingkat kehati-hatian, apa yang harus dilakukan oleh nasabah dengan media info Bank DKI," jelas Fidri.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, PT Bank DKI dapat mengantisipasi serangan siber pada sistem perbankan. "Tadi sudah lapor di lantai 8 Suryo Pranoto Bank DKI memiliki command center (pusat kontrol data internal) antara lain yang bisa mengantisipasi itu," kata Heru.
Sebelumnya, masyarakat ramai mengeluhkan gangguan layanan Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Diduga ada serangan siber terhadap BSI sehingga menyebabkan layanan perbankan itu bermasalah beberapa hari terakhir, sehingga perseroan perlu melakukan evaluasi dan mematikan sementara beberapa layanan dan saluran untuk memastikan keamanan sistem.
"Terkait dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," ucap Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam Konferensi Pers Update Layanan BSI di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Kendati demikian, ia memastikan data dan dana nasabah berada dalam kondisi aman lantaran kedua hal tersebut merupakan prioritas utama BSI saat terdapat permasalahan.