Menstruasi tak Teratur? Jangan 'Santai', Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks
Kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua di kasus kanker terbanyak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan kasus penyakit menular seksual belakangan ini menyebabkan kekhawatiran di masyarakat. Penularannya yang mudah membuat penyakit menular seksual dapat menyerang seseorang jika mereka tidak hati-hati dalam menjalankan kehidupan seksual yang aman.
Salah satu risiko penyakit yang bisa timbul dari hal ini adalah kanker serviks yang disebabkan oleh penularan virus Human Papillomavirus (HPV). Hingga saat ini, kanker serviks masih menjadi salah satu jenis kanker yang menyerang banyak wanita di seluruh dunia. Hal ini terlihat berdasarkan dari data Kementerian Kesehatan yang menyatakan kasus kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua di kasus kanker terbanyak yaitu mencapai 9,2 persen dari total kasus kanker yang ada di Indonesia.
Dokter spesialis kandungan RSIA Grand Family, dr Hendrik Sutopo, menjelaskan kanker serviks adalah jenis kanker yang di mana sel-sel kanker tumbuh di area leher rahim. Dengan banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia, sayangnya masih belum banyak orang yang bisa mencegah penyakit ini.
"Sering kali datang ke penyedia kesehatan ketika kanker sudah tumbuh besar atau bahkan telah menyebar ke organ lain," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, pada akhir pekan lalu.
Mendeteksi gejala awal kanker serviks mungkin akan sedikit sulit dan baru terasa ketika tumor sudah tumbuh. Beberapa gejala yang bisa Anda rasakan yaitu:
1. Siklus menstruasi yang tidak teratur
2. Keputihan berair dan berdarah di area kelamin
3. Nyeri di sekitar perut dan panggul pada saat berhubungan intim
3. Cairan pada kelamin yang menghasilkan bau tidak sedap
4. Mudah kelelahan
Gejala tersebut akan berbeda-beda untuk setiap orang dan biasanya akan datang secara progresif seiring waktu. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus bernama Human Papillomavirus (HPV).
Virus HPV sendiri diketahui dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen yang menyebabkan tumbuhnya sel tumor yang akhirnya dapat berkembang menjadi kanker serviks. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko orang bisa lebih gampang terinfeksi, seperti genetik atau keturunan, usia (40 tahun ke atas), gaya hidup yang tidak sehat (seperti merokok), sering berganti pasangan seksual, kurang baik dalam menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak mendapatkan vaksin HPV.