Di Manakah Pusat Keuangan Syariah Global? (Bagian 2)
Jakarta termasuk kota yang dipertimbangkan karena perkembangannya semakin menjanjikan
REPUBLIKA.CO.ID, Keuangan syariah global terus berkembang di tengah meningkatnya permintaan. Sejumlah kota terus memperkuat posisinya sebagai pusat keuangan Islam. Beberapa kota terus muncul dan memainkan peran penting, bagaimana dengan Jakarta?
Pada tulisan Bagian 1, telah diulas beberapa kota seperti Dubai, Kuala Lumpur, London, dan Bahrain. Berikut ini tambahannya.
Riyadh, Arab Saudi
Riyadh semakin penting sebagai pusat keuangan Islam. Di bawah Program Pengembangan Sektor Keuangan Arab Saudi (FSDP), bagian dari cetak biru ekonomi Visi Saudi 2030, pihak berwenang berusaha untuk memposisikan Riyadh sebagai ibu kota global keuangan Islam pada tahun 2030.
Arab Saudi memiliki aset keuangan syariah sekitar 896 miliar dolar AS pada tahun 2021. Ini menjadikannya sebagai negara terbesar kedua di dunia dalam keuangan syariah setelah Iran, menurut laporan IFDI 2022.
FSDP ingin meningkatkan persentase total aset keuangan Islam dalam PDB Arab Saudi dari kontribusi 21,08 persen pada tahun 2018 menjadi sekitar 79,3 persen pada tahun 2025. Arab Saudi juga merupakan penerbit tetap sukuk dengan denominasi mata uang lokal dan sukuk berdenominasi dolar AS, menyediakan investor dan dana Islam dengan hutang tingkat investasi.
Ada empat bank syariah di Arab Saudi, dipimpin oleh Al Rajhi Bank, bank Islam terbesar di dunia berdasarkan aset. Pada dasarnya, semua bank di Saudi menawarkan produk yang sesuai syariah.
Bank syariah Arab Saudi mendapatkan keuntungan dari waralaba ritel yang lebih besar, yang dapat mendukung margin yang lebih tinggi, biaya pendanaan yang lebih rendah, dan kualitas aset yang lebih baik, menurut Laporan Fitch April 2023.
Dalam upaya untuk menarik investor dan dana ekuitas Islam, bursa saham Arab Saudi (Tadawul) meluncurkan indeks syariah pertamanya, TASI Islamic Index, pada tahun 2022 untuk melacak kinerja perusahaan syariah terdaftar. Indeks bertindak sebagai alat untuk memandu dan menginformasikan investor saat menganalisis investasi yang sesuai syariah.
Ini juga membantu manajer aset membandingkan kinerja portofolio mereka yang sesuai syariah. Arab Saudi berusaha menarik investasi langsung sebesar 100 miliar dolar AS pada tahun 2030 sebagai bagian dari rencana diversifikasi ekonominya. Negara ini menawarkan berbagai peluang investasi untuk lembaga keuangan Islam, termasuk proyek real estat, infrastruktur, dan energi.
Pusat keuangan Islam penting lainnya
Pusat keuangan Islam penting lainnya
Pusat keuangan Islam terkemuka lainnya termasuk Doha di Qatar, Jakarta di Indonesia, Istanbul di Turki dan Islamabad di Pakistan. Sementara negara-negara ini memiliki bank atau dana Islam yang besar, seperti halnya dengan Qatar, atau populasi yang besar seperti di Indonesia.
Aktivitas keuangan Islam mereka terkonsentrasi di pasar domestik. Infrastruktur keuangan syariahnya juga dinilai masih belum berkembang jika dibandingkan dengan Dubai, Kuala Lumpur, London, Manama, atau Riyadh.
Keuangan Islam sendiri mengemuka selama krisis keuangan tahun 2008, karena investor mencari 'tempat berlindung yang aman'. Dunia perbankan konvensional dinilai sudah runtuh dan perlu ada skema keuangan alternatif yang lebih aman.
Reputasi yang diperoleh keuangan Islam untuk kemantapan dan stabilitas terus bergema, seperti halnya pertumbuhannya yang berkelanjutan. Perannya akan terus meningkat mengingat manfaat yang didapat dari menjadi pusat keuangan Islam, tidak terkecuali peningkatan tingkat FDI yang dapat dibawanya.