Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI) bagi Generasi Milenial

Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi di bidang ilmu komputer yang memiliki kemampuan khusus untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kecerdasan manusia. Teknologi AI mampu menyaingi kemampuan psikologis manusia. Kemampuan tersebut m

retizen /Asmaul Chusna
.
Rep: Asmaul Chusna Red: Retizen

Salah satu contoh AI yang sudah marak digunakan adalah ChatGPT yang dirilis oleh Open AI dan cukup menarik perhatian orang banyak. Kehadirannya mampu mendukung berbagai bentuk pekerjaan manusia, seperti penyajian informasi yang jauh lebih cepat, brainstorming ide, dan membantu pencarian referensi untuk tugas-tugas akademik. Selain itu, ChatGPT adalah salah satu contoh dari generative chatbot yang menggunakan teknologi AI untuk berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan teks. Model ini dilatih dengan menggunakan sejumlah besar data teks dan menggunakan teknik pembelajaran mesin yang dalam untuk memahami dan merespons pertanyaan dan pernyataan pengguna.


Penggunaan ChatGPT dan chatbot serupa di masa sekarang ini melibatkan beberapa aspek:

1. Dukungan Pelanggan : Chatbot digunakan dalam banyak platform untuk memberikan dukungan pelanggan otomatis. Mereka dapat menjawab pertanyaan umum, memberikan panduan produk, mengarahkan pengguna ke sumber daya yang tepat, dan mengatasi masalah umum tanpa intervensi manusia.

2. Asisten Virtual: Chatbot juga digunakan sebagai asisten virtual untuk membantu pengguna dalam berbagai tugas. Mereka dapat memberikan informasi terkini, membantu dalam memesan produk atau layanan, memberikan rekomendasi berdasarkan preferensi pengguna, dan menawarkan bantuan dalam menjalankan tugas sehari-hari.

3. Pendidikan dan Pembelajaran: AI dan chatbot digunakan dalam platform pendidikan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang personal dan adaptif. Mereka dapat membantu siswa dengan pertanyaan, memberikan penjelasan, memberikan latihan interaktif, dan memberikan umpan balik seketika.

4. Perdagangan Elektronik: Chatbot dapat digunakan dalam platform perdagangan elektronik untuk membantu pengguna menemukan produk yang sesuai dengan preferensi mereka, memberikan rekomendasi berdasarkan riwayat belanja, dan menjawab pertanyaan terkait pembelian.

5. Asisten Bisnis: Dalam konteks bisnis, AI dan chatbot dapat digunakan sebagai asisten virtual untuk membantu dalam pengelolaan tugas sehari-hari, seperti menjadwalkan pertemuan, mengatur penugasan, mengumpulkan data, dan menyampaikan informasi yang relevan kepada karyawan.

Perkembangan AI tentu akan menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari AI yaitu AI dapat meringankan pekerjaan manusia. Selain itu, AI juga mampu mengambil keputusan dengan akurat. Di sisi lain, AI juga memiliki dampak negatif yaitu banyak masyarakat yang akan kehilangan pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang berpotensi terancam hilang akibat dari perkembangan AI menurut CNBC Indonesia di antaranya :

1. Profesi teknologi (coding, computer programmer, software engineer, data analis)

2. Pekerjaan media (iklan, pembuat konten, penulis teknis, jurnalis)

3. Industri hukum (paralegal, asisten legal)

4. Analis riset market

5. Guru

6. Pekerjaan keuangan (analis keuangan, penasihat keuangan pribadi)

7. Trader

8. Desain grafis

9. Akuntan

10. Layanan konsumen

Perkembangan AI juga diprediksikan akan memunculkan beberapa jenis pekerjaan baru, di antaranya yaitu :

1. Spesialis AI dan Machine Learning (ML)

2. Spesialis keberlanjutan

3. Analis bisnis

4. Analis keamanan informasi

5. Insinyur FinTech

6.Data analyst dan scientist

7. Spesialis big data

8. Operator alat pertanian

9. Spesialis transformasi digital

Dalam perkembangan teknologi AI, beberapa fenomena sering terjadi. Berikut adalah beberapa contoh dari fenomena ini:

1. Bias AI

Meskipun AI didasarkan pada data, namun data itu sendiri bisa memiliki bias yang tercermin dalam model AI yang dikembangkan. Hal ini bisa berdampak negatif pada keadilan, keberagaman, dan perlakuan yang adil dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sistem AI.

2. Penggantian Pekerjaan

Kemajuan AI telah memunculkan kekhawatiran tentang penggantian pekerjaan manusia oleh mesin. Beberapa pekerjaan yang lebih rutin dan berulang dapat diotomatisasi menggunakan teknologi AI. Meskipun ada potensi terciptanya pekerjaan baru yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan teknologi AI, tetapi peralihan ini dapat menimbulkan ketidakpastian dan ketidaksetaraan dalam dunia kerja.

3. Penggunaan Tidak Etis

Penggunaan kecerdasan buatan juga dapat menimbulkan masalah etika. Misalnya, penggunaan kecerdasan buatan dalam pengawasan dan pengawasan dapat melanggar privasi individu jika tidak diatur dengan baik. Selain itu, ketika kecerdasan buatan digunakan dalam proses pengambilan keputusan utama, seperti dalam sistem kepolisian atau dalam peminjaman, perhatian harus diberikan pada transparansi, akuntabilitas, dan keadilan untuk menghindari diskriminasi dan penyalahgunaan.

4. Privasi dan efisiensi

Teknologi AI yang semakin maju juga membawa tantangan dalam hal keamanan dan daya komputasi. Sistem kecerdasan buatan yang kuat dan kompleks dapat menjadi sasaran serangan dunia maya atau disalahgunakan untuk tujuan jahat. Mengembangkan teknologi keamanan informasi yang efektif dan melindungi sistem kecerdasan buatan dari ancaman eksternal membutuhkan kerja terus menerus.

5. Kecanduan dan Pengendalian

Perkembangan teknologi AI dapat mengakibatkan kita semakin tergantung pada sistem kecerdasan buatan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Namun, terlalu banyak AI dapat menghambat kemandirian dan menyebabkan ketergantungan berlebihan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang pengendalian dan efisiensi, karena AI yang semakin cerdas dan otonom dapat membuat keputusan penting tanpa campur tangan manusia.

Penting untuk disadari bahwa fenomena ini adalah bagian dari evolusi teknologi AI yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, penting untuk secara proaktif mengidentifikasi tantangan dan dampak negatif ini dan mengatasinya dengan melibatkan para pengambil keputusan, pengembang teknologi, dan masyarakat secara keseluruhan.

Pada akhirnya, saya percaya bahwa perkembangan teknologi AI, jika diterapkan dengan bijak, dapat membawa banyak manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Penting untuk terus memantau perkembangan ini, menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan, serta mengusahakan implementasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

sumber : https://retizen.id/posts/217446/penggunaan-teknologi-kecerdasan-buatanartificial-intelligence-ai-bagi-generasi-milenial
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler