Perjuangan Melayani Jamaah Haji yang Mengalami Demensia

Ada penanganan khusus untuk jamaah haji yang mengalami demensia.

Republika/Syahruddin El-Fikri
Ilustrasi penanganan jamaah haji yang mengalami demensia.
Rep: Agung Sasongko Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan jumlah mayoritas jamaah haji dari kalangan lanjut usia, bukan tidak mungkin ada dari mereka yang mengalami demensia.

Baca Juga


Mereka yang mengalami kondisi tersebut kerap dikucilkan teman-teman sekamarnya, karena dinilai merepotkan. Demensia merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang jauh lebih berat dibandingkan penurunan yang terjadi karena proses penuaan biologis. Demensia bisa memengaruhi beragam kemampuan seseorang, mulai dari daya ingat, berpikir, orientasi, komprehensi, berhitung, belajar, berbahasa, hingga membuat penilaian.

Ada banyak kondisi yang bisa dikategorikan sebagai demensia. Jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, mencakup 60-70 persen dari seluruh kasus demensia di dunia.

Orang-orang yang terkena demensia bisa merasakan gejala yang berbeda. Namun secara umum, gejala-gejala demensia bisa terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu masalah ingatan, kemampuan kognitif, serta kemampuan komunikasi.

Dari beragam gejala yang mungkin muncul pada demensia, ada lima gejala yang paling umum ditemukan. Berikut ini adalah kelima gejala demensia paling umum, seperti dilansir Independent, Kamis (22/12/2022).

1. Kesulitan untuk membuat keputusan atau penalaran.

2. Kesulitan memahami waktu dan tempat, seperti bangun tidur tengah malam untuk berangkat bekerja.

3. Kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif, misalnya tak dapat menemukan kata yang tepat.

4. Sering mengulang omongan dan sulit mengikuti percakapan.

5. Mengalami perubahan perilaku atau kepribadian, perubahan suasana hati yang cepat, serta mengalami kecemasan atau depresi.

Contoh kasus

halaman berikutnya >>

 

Contoh kasus Marsina, jamaah haji asal Grobogan, Jawa Tengah yang diduga mengalami demensia (pikun) merupakan salah satu dari hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Marsina tidak mengetahui bahwa ia sudah berada di Tanah Suci.

"Biasanya dipicu oleh karena memang ada gangguan dari sisi memori, yang kedua itu bisa dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Panitia Pernyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi dr Imran saat ditemui, Rabu (24/5/2023).

Penanganan awalnya, lanjut dia, dengan mengajak dia bercerita untuk mengembalikan ingatannya. Paling tidak ingatan di kampung, lalu tujuannya dari Tanah Air ke Tanah suci.

Selanjutnya, kata dia, diberi minum untuk mengembalikan cairan tubuhnya. Selanjutnya, penderita demensia, menurut dokter Imran, perlu didampingi karena ia bisa kembali lupa ingatan.

 

"Pendampingnya itu yang akan selalu mengingatkan, merecall selalu memorinya. Tidak masalah, kalau misalnya (pendampingnya) tetangga, atau orang dikenal saat di asrama haji udah kenal itu bisa," tandas dokter Imran. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler