Lima Jurus Kilicdaroglu Kalahkan Erdogan pada Pilpres Turki Putaran Kedua
Pemilu Turki putaran kedua akan digelar pada 28 Mei.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kandidat oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu, memimpin kampanye yang lebih kuat untuk mengalahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam Pemilu Turki putaran kedua pada 28 Mei. Kilicdaroglu berupaya mengumpulkan dukungan agar dapat memenangkan pemilu putaran kedua.
Berikut lima strategi yang digunakan Kilicdaroglu untuk menggeser lawannya, dilansir Aljazirah, Senin (22/5/2023).
1. Meningkatkan sikap antimigrasi
Janji kampanye Kilicdaroglu selalu menyertakan kembalinya pengungsi Suriah. Para analis mengatakan, pendirian Kilicdaroglu telah mengeras setelah pemungutan suara putaran pertama pada 1 Mei untuk menarik kaum nasionalis. Sebelum pemungutan suara, dia mengatakan, akan memulangkan warga Suriah secara sukarela dalam waktu dua tahun.
Ketika kampanye, Kilicdaroglu juga mengatakan akan mencari dana Uni Eropa untuk membangun rumah, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas lainnya di Suriah. Dia juga akan mendorong pengusaha Turki untuk membuka pabrik dan bisnis guna menciptakan lapangan kerja.
Namun, setelah pemungutan suara putaran pertama pada 14 Mei, Kilicdaroglu menuduh pemerintah mengizinkan 10 juta migran secara tidak teratur memasuki Turki. Pernyataan ini dilontarkan dalam pidatonya pada 17 Mei. Kilicdaroglu memperingatkan jumlah migran bisa mencapai 30 juta. Namun, dia tidak memberikan bukti atas angka yang dikutipnya.
Sehari kemudian, Kilicdaroglu melangkah lebih jauh, dengan mengatakan Erdogan tidak melindungi perbatasan dan kehormatan Turki. Kilicdaroglu bertekad akan memulangkan semua pengungsi.
Sejak itu, baliho terpasang di kota-kota Turki yang menunjukkan Kilicdaroglu sedang tersenyum dengan slogan "Suriah akan pergi!". Sementara Partai Rakyat Republik (CHP) yang memimpin Kilicdaroglu belum mengiklankan slogan itu secara resmi.
Baca Juga: Jelang Pemilu Putaran Kedua, Partai Erdogan Malah Terpecah?
2. Mengadopsi perubahan citra
Sikap santun Kilicdaroglu muncul sebagai antitesis dari gaya bombastis Erdogan. Selama kampanye, dia memainkan citranya yang lebih sederhana. Dia merekam dari dapur di rumahnya di Ankara, dengan lengan bajunya digulung.
Lambang kampanye Kilicdaroglu adalah tanda hati yang dibentuk dengan tangan. Ini adalah isyarat yang dilakukan para pendukungnya pada aksi unjuk rasa.
Namun, karena bernasib lebih buruk daripada Erdogan dalam pemungutan suara putaran pertama, dia telah beralih dari citra "kakek" menjadi citra yang membangkitkan dia sebagai "pemimpin tangguh", terutama dengan pendiriannya sebagai pengungsi Suriah.
Kilicdaroglu juga menuduh Erdogan berkolusi dengan teroris dalam pidatonya pada 18 Mei, setelah Erdogan menerima dukungan dari partai pro-Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Referensi kolusi adalah tentang upaya perdamaian yang dilakukan antara Pemerintah Erdogan dan PKK, yang runtuh pada 2015.
"Saya tidak pernah duduk dengan organisasi teroris dan saya tidak akan pernah melakukannya," ujar Kilicdaroglu mengacu pada PKK.
Baca Juga: Pemimpin Partai Anti-Imigran Turki Dukung Kemal Kilicdaroglu dalam Pemilu Putaran Kedua
3. Mendapatkan saingan Erdogan yang terkenal untuk menjadi ujung tombak kampanye
Media lokal melaporkan bahwa wali kota Istanbul yang berpengaruh Ekrem Imamoglu memimpin kampanye untuk Kilicdaroglu. Politisi populer itu dipandang sebagai saingan potensial Erdogan dalam Pemilu Mei 2023. Banyak yang menginginkan Imamoglu menjadi calon presiden CHP.
Imamoglu terpilih sebagai wali kota pada Maret 2019. Ini menjadi pukulan telak bagi Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK), yang telah menguasai Istanbul selama seperempat abad. Wali kota yang terkenal itu mungkin telah disadap untuk merebut kekuasaan Erdogan selama 20 tahun di negara itu.
4. Memperebutkan surat suara pemilu
Setelah pemungutan suara putaran pertama, partai oposisi di Turki melaporkan ribuan ketidaksesuaian dan ketidakberesan surat suara. Pada perbedaan antara yang tercatat di TPS dan suara yang masuk ke dalam sistem Dewan Pemilihan Umum (YSK).
Wakil ketua CHP, Muharrem Erkek mengklaim, suara untuk Kilicdaroglu telah dialokasikan secara tidak benar kepada Muharrem Ince, yang menarik diri dari pemilihan presiden tiga hari sebelum pemilihan. Erkek mengatakan suara tambahan juga diberikan kepada Erdogan. Tetapi dia tidak memberikan bukti. Dia pemilu putaran kedua pada 28 Mei.
5. Menghidupkan kembali basis pemilihnya
Tak lama setelah hasil pemungutan suara putaran pertama diumumkan, Kilicdaroglu mengatakan kepada para pendukungnya agar jangan putus asa. Kilicdaroglu meyakinkan pendukungnya bahwa dia akan menang di putaran kedua.
“Kami pasti akan memenangkan pemilihan ini di putaran kedua. Semua orang akan melihatnya," ujar Kilicdaroglu.
Kilicdaroglu berhasil mengumpulkan orang-orang Turki dari berbagai garis ke dalam aliansi yang mencakup kaum nasionalis, Islamis, sekularis, dan liberal. Ini adalah basis pemilih yang harus terus ia tarik, kendati banyak yang putus asa setelah pemungutan suara putaran pertama.
Makin Panas, Erdogan- Kilicdaroglu Saling Serang....
Erdogan dan Kilicdaroglu Saling Serang
Kilicdaroglu menuduh pejawat Recep Tayyip Erdogan sebagai pembohong. Ini terkait aksi Erdogan menggunakan sebuah video untuk menuduh oposisi memiliki hubungan dengan kelompok Kurdi, yang di Turki dianggap sebagai kelompok militant dan teroris. Asal mula video tersebut tak diketahui.
Dalam wawancara dengan lembaga penyiaran pemerintah, TRT pada Senin (22/5/2023) tengah malam, Erdogan mengulangi tuduhannya dan mengacu pada video tersebut, menyambungkan tayangan Kilicdaroglu dan militan Kurdi.
Kilicdaroglu meresponsnya melalui akun Twitter,’’Saya lelah difitnah tetap dia tak lelah memfitnah saya.’’ Demi meraih sentimen kelompok nasionalis, Erdogan berulang kali mengaitkan Kurdistan Workers Party (PKK) dan oposisi tanpa bukti.
Video yang digunakan Erdogan muncul pada kampanye pejawat tersebut pada 7 Mei. Video tersebut terdiri atas tayangan dari sebuah kampanye Kilicdaroglu dan video PKK yang dirilis 10 bulan lalu di mana para militant menyanjung komandannya, Murat Karayilan.
Merujuk gabungan video itu, sekali lagi Erdogan menuding Kilicdaroglu bekerja sama dengan PKK. Turki dan sekutu Baratnya menetapkan PKK sebagai kelompok teroris. Mereka melakukan perlawanan sejaka 1984 yang menyebabkan 40 ribu orang lebih kehilangan nyawa.