Terungkap, Inilah Penyebab Kematian Tina Turner

Tina Turner meninggal dunia dalam usia 83 tahun di Swiss pada 24 Mei 2023.

EPA-EFE/ALESSANDRO DELLA BELLA
Penyanyi Tina Turner saat konferensi pers peluncuran album Beyond di Erlenbach, Swiss, 14 Mei 2009 (dirilis ulang 24 Mei 2023). Turner meninggal dunia dalam usia 83 tahun pada Rabu (24/5/2023). Rocker tersebut tutup usia di rumahnya di Kuesnacht, Swiss, setelah berjuang melawan penyakit kronis.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebab meninggalnya mendiang Tina Turner terungkap satu hari setelah kematiannya. Ikon musik itu diumumkan tutup usia pada 24 Mei karena sebab alami, menurut perwakilannya kepada Daily Mail.

Turner wafat dalam usia 83 tahun di rumahnya yang bernilai 76 juta dolar AS di Küsnacht dekat Zurich, Swiss. Perwakilannya mengungkapkan bahwa Turner telah berjuang melawan "penyakit kronis" tanpa mengungkapkan perincian lebih lanjut.

Baca Juga



"Dengan sangat sedih kami mengumumkan meninggalnya Tina Turner," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan di Instagram kala itu, dikutip dari Page Six, Jumat (26/5/2023).

Postingan itu menulis bahwa dengan musik dan hasratnya yang tak terbatas untuk hidup, Turner memikat jutaan penggemar di seluruh dunia dan menginspirasi bintang-bintang masa depan. Perwakilan tersebut juga mengucapkan belasungkawa kepada Turner yang disebut sebagai seorang teman baik dan meninggalkan mereka semua dengan karya terbesarnya dalam industri musik. 

"Tina, kami akan sangat merindukanmu," tulis unggahan tersebut.

Meskipun kematian Turner mengejutkan bintang-bintang di seluruh dunia, masalah kesehatan Ratu Rock 'n Roll ini sebenarnya tidak sepenuhnya dikabarkan secara tiba-tiba.

Turner yang terkenal dengan lagu "Proud Mary" itu sempat memberikan pernyataan pada dua bulan sebelum kematiannya bahwa dia berada dalam "bahaya besar" karena pertempurannya dengan penyakit ginjal.

"Ginjal saya adalah korban dari ketidaktahuan saya bahwa tekanan darah tinggi saya seharusnya diobati dengan obat konvensional," kata Turner berbagi di Instagram pada 9 Maret.

Turner mengaku telah menempatkan dirinya dalam bahaya besar akibat menolak menghadapi kenyataan yang ia butuhkan setiap hari, yaitu terapi seumur hidup dengan obat-obatan. Ia selalu percaya bahwa tubuhnya adalah benteng yang tak tersentuh dan tak bisa dihancurkan.

Dua tahun sebelumnya, Turner mengungkapkan dalam film dokumenter panjang, berjudul Tina bahwa dia telah berurusan dengan serangkaian gangguan kesehatan fisik dan mental selama bertahun-tahun.

Turner menceritakan bahwa dia telah didiagnosis dengan bentuk gangguan stres pasca trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dia derita selama pernikahannya dengan suami pertama sekaligus rekan duetnya, Ike Turner.

"Saya memiliki kehidupan yang penuh kekerasan, tidak ada cara lain untuk menceritakan kisahnya. Itu kenyataan. Itu adalah kebenaran. Itu yang kamu punya, jadi kamu harus menerimanya," kata pelantun "What's Love Got to Do with It" saat itu.

Akibat kasus KDRT dari mantan suami pertamanya itu, Turner juga mengaku pernah mencoba terjebak dalam overdosis pil tidur pada 1968. Dokumenter tersebut juga pernah membahas mengenai strok yang dialami pemenang Grammy pada 2013, tiga bulan setelah pernikahan keduanya dengan Erwin Bach.

Turner juga pernah berjuang melawan kanker usus pada 2016. Penyanyi "We Don't Need Another Hero" itu kemudian mengalami gagal ginjal pada 2017.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler