Anas Urbaningrum: Pak SBY, tidak Elok Bikin Kecemasan dan Kegaduhan

SBY diminta tidak menakut-nakuti.

istimewa/tangkapan layar
Mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaninangrum membuat penyataan di twitter yang berisi meminta mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak membuat kegaduhan dan kecemasan.
Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mendebat pernyataan mantan atasannya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait sistem pemilu. Ia meminta SBY tidak bicara soal ‘chaos’ terkait dengan pergantian sistem pemilu di tengah jalan.

Baca Juga


“Jadi lebih baik Pak @SBYudhoyono tidak bicara “chaos” terkait dengan pergantian sistem pemilu di tengah jalan,” kata Anas di akun Twitter-nya @anasurbaningrum.

Cuitan Anas ini sepertinya ditujukan untuk menanggapi penyataan SBY, yang khawatir akan terjadi chaos jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan judicial review (JR) untuk mengganti sistem pemilu proporsional terbuka menjadi tertutup (nomor urut).

Anas menyebut:

Maaf, sekadar menuliskan fakta kecil terkait pemilu 2009 yg juga terjadi pergantian sistem pemilu di tengah jalan. Tidak mungkin beliau lupa atas peristiwa pemilu 2009 tersebut yg alhamdulillah tidak terjadi “chaos”, melainkan baik2 saja.

Perubahan sistem untuk pemilu 2009 terjadi pascaputusan MK 23 Desember 2008. Pemungutan suaranya terjadi pada 9 April 2009 terbukti berjalan lancar dan tidak ada “chaos” politik. Jadi lebih baik Pak @SBYudhoyono tidak bicara “chaos” terkait dengan ergantian sistem pemilu di tengah jalan. Tidak elok bikin kecemasan dan kegaduhan. Cukuplah bicara dalam konteks setuju atau tidak. Itu perihal perbedaan pendapat yang biasa saja.

Mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaninangrum membuat penyataan di twitter yang berisi meminta mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak membuat kegaduhan dan kecemasan. - (istimewa/tangkapan layar).
 
Hubungan Anas Urbaningrum dengan SBY, memanas menjelang...

Hubungan Anas Urbaningrum dengan SBY, memanas menjelang pergantian ketua umum Partai Demokrat. Hingga saat itu akhirnya Anas masuk penjara karena kasus dugaan korupsi Hambalang. SBY saat itu dikabarkan tidak menyetujui niatan Anas untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat. Apalagi, Anas malah terpilih dalam pelaksanaan kongres.
 
Pada saat KPK mengusut perkara dugaan korupsi Anas, muncul isu bahwa penetapan Anas sebagai tersangka kasus Hambalang, merupakan bagian dari upaya penyingkiran Anas dari ketua umum Demokrat. Namun, pada akhirnya pengadilan tipikor tetap memutus Anas bersalah dan masuk penjara.
 
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapannya terkait pernyataan mantan wakil menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang menyebut bahwa pemilu akan diubah menggunakan sistem proporsional tertutup oleh Mahkamah Konstitusi. SBY menyebut, jika informasi yang disampaikan Denny Indrayana benar, putusan MK ini akan menjadi isu besar dalam dunia politik Indonesia saat ini.
 
“Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan & kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai? Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU,” kata SBY, Ahad (28/5).

SBY menilai, pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menyebabkan kekacauan. “Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan ‘chaos’,” ujarnya.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler