Dokter Tirta dan Dokter Asa Ibrahim Tanggapi Cicitan Viral Operasi Lutut Rp 150 Juta
Warganet masih membahas cicitan yang mengklaim pengobatan di Penang lebih baik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir pekan lalu, lini masa Twitter ribut dengan cicitan viral yang membandingkan penanganan medis di Indonesia dan Malaysia. Salah seorang warganet menceritakan telah mendengar pengalaman pasien yang divonis harus menjalani penggantian tempurung lutut dengan biaya sekitar Rp 150 juta.
"Baru denger cerita pengalaman pasien yang divonis 15 dokter harus ganti tempurung lutut (±150jt)," kata @savi*****.
Pasien tersebut kemudian mencari pendapat pembanding hingga ke-15 dokter dan semuanya satu suara dengan rekomendasi dokter pertama. Pasien itu akhirnya memutuskan untuk berobat ke Penang, Malaysia.
Di sana pasien tersebut diceritakan ternyata tidak perlu menjalani operasi. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat pun lebih murah dibandingkan di Indonesia.
"Tidak perlu operasi, total biaya pengobatan ±50jt udah sama tiket PP. Satu lagi udah MRI di Indonesia divonis pergesaran tulang belakang. Di Penang cuma suruh pake koyo aja," ujarnya.
Cicitan tersebut menjadi viral hingga 3,3 juta penayangan. Banyak warganet yang menanggapi, salah satunya dokter Tirta.
Dalam unggahan quote retweet, dokter Tirta juga menceritakan pengalaman serupa. Dokter Tirta mengatakan, sang ibu menempuh pilihan yang sama seperti cerita warganet tadi.
"Ini opsi yang diambil mama saya tahun 2012 karena takut operasi. Jalan ceritanya persis. Pada 2021 akhirnya ganti tempurung lutut juga diagnosisnya itu osteoarthritis. Jadi, kalau lewat pemeriksaan bandara pasti bunyi-bunyi hahaha. Sekarang sudah bisa jalan ke mana-mana," katanya.
Menurut dokter spesialis orthopedi Asa Ibrahim, osteoarthritis adalah suatu penyakit yang akan menyerang setiap orang. Osteoarthritis adalah suatu kondisi penyakit kerusakan sendi pada tubuh. Semua sendi bisa terkena, tetapi yang sering adalah sendi lutut, jari, dan panggul.
Keluhan utamanya adalah nyeri saat jalan, menumpu, atau menekuk lutut. Biasanya ini terjadi pada pasien usia lanjut. Jika sudah telanjur rusak, sendi tidak bisa pulih kembali seperti semula dan hanya bisa diganti.
"Penyakit ini adalah penyakit degeneratif atau penyakit yang terjadi karena proses penurunan fungsi-fungsi organ tubuh seiring waktu," kata Asa dalam utas yang diunggah tahun 2020 lalu.
Meskipun terjadi karena faktor alami, ada beberapa hal yang dapat mempercepat osteoarthritis. Pertama, ada patah tulang di dekat sendi yang tidak ditangani dengan baik. Kedua, pekerjaan yang melibatkan angkat-angkat berat.
"Tapi kalau pekerjaannya berat, banyak angkat berat, jalan jauh, bolak-balik terus tiap hari, kerusakan sendi akan terjadi lebih cepat," ujarnya.
Ketiga adalah kondisi obesitas, yakni indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30. Semakin berat tubuh, semakin berat beban yang diterima lutut. Pada akhirnya, ini akan mempercepat kerusakan lutut.
"Jadi buat teman-teman yang dari perhitungan IMT nya >30 (obesity) dan terutama >35 (morbid obesity), baiknya berusaha untuk diturunkan ya. Karena risiko penyakit mulai dari sendi bisa sampai jantung dan lainnya yang akan jauh lebih tinggi. Terutama akan dirasakan usia >40 tahun," katanya.