BPIP: Pancasila Terbukti Tahan Ancaman Dibandingkan Ideologi Lainnya
Pancasila terbukti tangguh baik dalam dinamika politik nasional maupun global.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Amin Abdullah mengatakan, Pancasila terbukti tahan dari ancaman skala nasional dan global dibandingkan dengan ideologi bangsa lainnya.
"Pancasila pernah terancam oleh pemberontakan politik dengan ideologi lain, tapi tetap kokoh menjaga Indonesia," katanya pada acara seminar berbasis daring (webinar) internasional dalam memperingati Hari Lahir Pancasila yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (30/5/2023) malam.
Amin mengungkapkan, dahulu pernah terjadi pemberontakan PKI (ekstrem kiri) pada 1965 serta pembrontakan DI/TII pada beberapa waktu (ekstrem kanan), tapi Indonesia tetap utuh sebagai negara kebangsaan dengan ideologi Pancasilanya. Selain itu, dia melanjutkan, Pancasila juga terbukti kokoh terhadap ancaman global seperti saat Perang Dingin (1947-1989) di mana banyak negara bubar dan pecah menjadi Utara-Selatan juga Barat-Timur, tapi Indonesia tetap utuh sebagai negara bangsa.
"Runtuhnya Uni Soviet di akhir Perang Dingin menyebabkan banyak negara di kawasan Eropa Timur, Baltik, Balkan, dan Asia Tengah mengalami disintegrasi dan hancur akibat konflik etnik dan agama, tetapi Indonesia tetap solid," kata mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.
Dengan berbagai tantangan yang terjadi di seluruh dunia, dia menyebutkan, Indonesia justru menjadi role model sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang dapat mengadopsi sistem demokrasi dalam tata kelola negara dan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengutip pernyataan peneliti senior sejarah Indonesia modern yang berbasis di Lyon, Prancis Remy Madinier, yang mengatakan bahwa di negara dengan mayoritas Muslim pada umumnya akan berakhir pada kemenangan salah satu kubu, baik itu Islam seperti di Pakistan, Arab Saudi, dan Malaysia maupun sekuler, seperti di Turki, Tunisia, dan Mesir.
"Namun, di Indonesia debatnya mengarah kepada kompromi dengan membentuk ideologi yang mencakup kepentingan semua golongan. Dapat dikatakan, Pancasila sebagai ideologi yang lahir dan kembali untuk dunia," katanya.
Maka dari itu, dia menyimpulkan bahwa Pancasila terbukti tangguh baik dalam dinamika politik nasional maupun global.