Pertunjukkan Jaranan di Blitar Menjadi Cara Mempertahankan Kebudayaan Jawa

Pertunjukkan jaranan yang sering diadakan di Kota Blitar menjadi salah satu cara mempertahankan kebudayaan Jawa.

retizen /
.
Red: Retizen

Blitar kota patria merupakan kota kecil yang berada di Jawa Timur dengan berbagai kebudayaan. Kota Blitar masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Salah satu kebudayaan yang dapat kita jumpai di Blitar yaitu jaranan. Di Kota Blitar jaranan biasanya sebagai pembuka beberapa acara yang berlangsung di alun-alun, gedung kesenian dan beberapa tempat lainnya begitu juga dengan warga daerah Desa Karangjati, Sanankulon sering menampilkan jaranan pada acara pribadi warga setempat.


Pertunjukkan jaranan salah satu cara melestarikan budaya di era gempuran budaya asing yang semakin mudah masuk ke Indonesia. Kebudayaan memang seharusnya tetap dijaga dan ditunjukkan kepada masyarakat luas.

Sebelum pandemi Covid-19, Kota Blitar beberapa kali mengadakan karnaval yang diikuti oleh peserta dari berbagai banyak lembaga. Setiap desa menunjukkan keunggulan desa masing-masing, begitu juga dengan tarian jaranan sering terlihat di karnaval. Mulai dari tarian jaranan maupun hanya make up seperti jaranan banyak ditampilkan oleh beberapa desa.

Pertunjukkan jaranan di Kota Blitar

Masyarakat Kota Blitar sangat antusias ketika ada pertunjukkan jaranan di sekitar daerah mereka. Seperti di Kelurahan Blitar yang sering mengadakan “Bersih Desa”, mereka pasti menampilkan tarian jaranan. Penonton yang melihat sangat ramai dan dari berbagai kalangan. Sebelum acara dimulai biasanya masyarakat saling mengajak teman dan tetangga mereka untuk menonton bersama kegiatan “Bersih Desa”, jadi tidak heran jika orang yang melihat jaranan tidak hanya berasal dari Kelurahan Blitar saja. Pada kegiatan “Bersih Desa” tarian jaranan berlangsung saat pembukaan dan jaranan akan berjalan mengelilingi desa.

Tidak hanya kegiatan “Bersih Desa”, pertunjukkan jaranan sering digelar di Lapangan Blitar dengan panggung yang besar. Acara berlangsung lama dari pukul 20.00 WIB hingga tengah malam. Penonton jaranan rela berdiri lama untuk melihat pertunjukkan. Pertunjukkan jaranan di Karangjati juga tidak kalah ramai. Warga mengadakan pertunjukkan di sekitar rumah pribadi mereka, meskipun tidak memakai panggung yang besar penonton tetap antusias melihat jaranan hingga selesai.

Antusias warga Kota Blitar dari daerah perkotaan hingga desa sangat tinggi terhadap pertunjukkan jaranan. Seringnya pertunjukkan jaranan yang ada di Blitar dapat mempertahankan warisan budaya Indonesia. Anak anak yang menonton jaranan juga memiliki potensi untuk menjadi penerus penari jaranan yang ada di Blitar. Tarian jaranan tidak hanya dimainkan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga turut serta dalam tarian. Pertunjukkan jaranan di Blitar selalu terlaksana dengan sukses karena tidak mungkin pertunjukkan jaranan sepi penonton.

Blitar bisa menjadi salah satu contoh kota yang masih menjaga kearifan lokal. Dari pusat kota, kabupaten hingga desa, pertunjukkan jaranan bisa ditemukan. Aksesoris jaranan juga mudah didapatkan. Memang benar jika Kota Blitar masih memegang teguh nilai kebudayaan dan kerap melestarikan kebudayaan khususnya jaranan.

sumber : https://retizen.id/posts/219877/pertunjukkan-jaranan-di-blitar-menjadi-cara-mempertahankan-kebudayaan-jawa
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler