Viral Ceramah Adi Hidayat tentang LGBT, Warganet: Lembut, tak Menyudutkan
Menurut Ustadz Adi Hidayat, LGBT bukanlah perilaku situasi normal apalagi fitrah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ustadz Adi Hidayat ramai diperbincangkan dan masuk trending Twitter pertama pada Jumat (2/6/2023). Hal ini lantaran ceramahnya yang membawa isu LGBT yang dinilai lembut dan tidak menyudutkan siapapun.
"Cara dakwah beliau Masya Allah adem banget ngedengernya, cara mengingatkannya itu bagus banget ngga ada ngatain atau mojokin tapi bikin jleb (btw beliau tidak membenarkan sama sekali ya)," kata akun Twitter @tanyakanrl seperti dikutip Republika.co.id di Jakarta pada Jumat.
Cicitan tersebut mendapatkan impresi lebih dari 1,1 juta di Twitter dan lebih dari 18 ribu menyukai dan 1.977 retweet. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengajak masyarakat untuk membantu para pelaku LGBT kembali ke fitrah.
"LGBT itu bukan fitrah yang melekat pada manusia, LGBT adalah dampak dari pengaruh-pengaruh lingkungan, pengaruh-pengaruh sikap dan sifat dalam interaksi yang menjadikan beberapa kalangan manusia merasa seakan-akan bergeser dari keadaan mula dia diciptakan," ungkap ustaz Adi Hidayat.
Dia mengatakan, LGBT bukanlah perilaku situasi normal apalagi fitrah. Mempertahankan keadaan tersebut, menurut dia, akan menghambat kemajuan-kemajuan generasi yang diharapkan muncul atau bahkan berpengaruh kepada aktivitas-aktivitas yang telah manusia bangun berdasarkan fitrah dalam berkehidupan.
"Karena itu, cara menghormati LGBT adalah dengan mengembalikannya kepada fitrah. Tetap, kita tidak boleh memandang rendah teman-teman, sahabat-sahabat, saudara-saudara kita yang terkontaminasi dengan penyakit yang dimaksudkan," tutur dia.
"Ini bisa disembuhkan, ini bisa dibantu, ini bisa dikembalikan," ujarnya menambahkan.
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa sebaiknya pelaku LGBT tidak difasilitasi atau didukung sehingga terjadi pembenaran bahwa perilaku ini adalah fitrah, legal, maupun dalih perilaku tersebut muncul dari lahir. Dia menegaskan tidak ada manusia yang lahir dari hubungan antar laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan.
"Bila adapun, seseorang yang terjangkit penyakit LGBT ini tentu sebelumnya ia terlahir dari rahim seorang ibu yang punya hubungan dengan seorang ayah, pun demikian ada laki-laki ada perempuannya," lanjut dia.
"Tentu kita tidak ingin generasi ke depan terputus karena hadirnya persoalan-persoalan yang dimaksudkan," ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada para pelaku LGBT. Sehingga dengan penghargaan tersebut, kata dia, maka masyarakat membantu mendoakan untuk sembuh, membantu secara medis untuk kembali, membagikan terapi-terapi yang sesuai dengan fitrah saat mereka diciptakan.
"Pada saat yang sama, orang-orang yang boleh jadi tidak terindikasi atau memiliki sifat-sifat demikian sudah selayaknya yang membantu, mengarahkan, mengembalikan, melakukan terapi, membantu memberikan pencerahan-pencerahan sehingga mereka kembali kepada fitrah yang benar bukan memberikan ruang untuk sebagai pembenaran atau bahkan ruang-ruang untuk tampil sehingga dengan itu merasa bahwa apa yang telah menimpa dan dialami itu sebagai fitrah dalam berkehidupan," tuturnya.
Cuplikan ceramah Adi Hidayat berdurasi 2 menit lebih 20 detik tersebut kemudian dibanjiri komentar positif dari warganet di media sosial Twitter dan tikTok. Warganet menilai perkataan Ad Hidayat sangat menenangkan dan tak menghakimi.
"Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Hanan attaki adalah panutanku," kata warganet di Twitter @pipoe***
"Ini favorit bangt nder, bawaanya adem, ga menyudutkan siapapun, dan bahasannya dalam serta mudah dipahami," kata akun Twitter centang biru @prkdlx.
"MasyaAllah adem banget ke hati tausiahnya, sehat selalu ustaz," kata warganet di TikTok.