Megawati: Ngapain Saya Neken Jokowi

Megawati Soekarnoputri mengaku sebagai orang yang taat peraturan.

Tangkapan Layar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir dalam rapat kerja nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengaku sebagai orang yang taat peraturan. Termasuk setelah Joko Widodo (Jokowi) dilantik sebagai presiden periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.

Baca Juga


"Makanya, ngapain saya nekan presiden? Loh itu yang harus bisa dibedakan loh. Saya ini orang taat aturan, lah kalau ditanya, 'Loh kok mungkin aja (neken) Pak Jokowi kan yang dipilih Ibu?' Loh iya lah, tapi kan yang juga memilih rakyat Indonesia," ujar Megawati seusai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Ia justru bertanya balik, bagaimana cara menekan Jokowi. Sebab, Jokowi selalu dikelilingi oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang melindunginya. "Jadi, kalau dibilang neken, saya mau nyari cara nekennya gimana? Iya loh, Pak Jokowi nanti kan omongan saya, lihat aja nih pasukannya aja kaya gitu, tuh, tuh, mana saya punya pasukan kaya gini," ujar Megawati.

"Jadi, apa saya neken? Nah, terima kasih," kata putri presiden pertama Indonesia itu mengakhiri pernyataannya.

Di samping Megawati, Jokowi kembali menyampaikan maksud cawe-cawe atau ikut campur yang pernah dinyatakannya beberapa hari lalu. Jokowi menyebut, cawe-cawe itu adalah bentuk kewajiban moral jelang transisi kepemimpinan pada 2024.

 

"Saya cawe-cawe itu saya sampaikan bahwa menjadi kewajiban moral, menjadi tanggung jawab moral saya sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional di 2024. Ya harus menjaga agar kepemimpinan nasional serentak, pilpres, itu bisa berjalan dengan baik tanpa ada riak-riak yang membahayakan," ujar Jokowi di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

"Masa riak-riak yang membahayakan bangsa saya disuruh diemNdaklah," ujarnya mengakhiri konferensi pers.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa loncatan kemajuan yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi perlu dilanjutkan. Karena itu, Jokowi melakukan cawe-cawe atau ikut campur agar adanya keberlanjutan tersebut.

"Itulah apa yang menjadi perhatian dari Presiden Jokowi, perlunya loncatan kemajuan. Sehingga Presiden Jokowi pun akan cawe-cawe demi menjaga loncatan kemajuan," ujar Hasto dalam pidato pembukaan konsolidasi yang digelar DPD PDIP Jakarta, di Basket Hall Senayan, Jakarta, Ahad (4/6/2023).

Bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo, sendiri merupakan satu-kesatuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ganjar dipastikannya akan melanjutkan pembangunan yang dilakukan oleh Jokowi, termasuk ibu kota negara (IKN) Nusantara.

"Inilah sejatinya bahwa yang namanya Presiden Jokowi dan kemudian Pak Ganjar satu kesatuan. IKN beres, karena itu sudah digagas oleh Bung Karno. Kemudian hilirisasi-hilirisasi, beres akan dilanjutkan," ujar Hasto.

 

Nawir Arsyad Akbar

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler