Hancurnya Gunung Ketika Allah SWT Menampakkan Diri

Gunung dihadirkan Allah SWT sebagai penyeimbang.

Republika/Putra M. Akbar
Hancurnya Gunung Ketika Allah SWT Menampakkan Diri. Foto: Gerbang Tol Cilandak Utama dengan latar belakang Gunung Gede Pangrango di Jakarta.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT dalam menciptakan segala sesuatu yang ada di Bumi tidak mungkin dilakukan tanpa tujuan tertentu. Gunung, salah satu bentuk ciptaan-Nya, hadir sebagai bentuk penyeimbang dan agar Bumi tidak berguncang.

Baca Juga


Dalam Alquran, terdapat salah satu ayat yang menjelaskan apa yang terjadi ketika Allah SWT menampakkan diri di atas gunung. Hal ini ada pada QS Al-A’raf Ayat 143, yang menjelaskan seputar kisah Nabi Musa.

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ 

Artinya: Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.”

Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu,281) gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

Dalam Tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Saudi Arabia disebutkan ketika Musa tiba pada waktu yang telah di tentukan, yaitu tepat pada malam ke empat puluh, Allah SWT berbicara kepadanya terkait beberapa perkara. Hal ini berupa wahyu, perintah-Nya dan larangan-Nya.

Nabi Musa kala itu amat antusias untuk melihat Allah. Maka dia meminta untuk melihatNya. Allah SWT pun berfirman, ”Engkau tidak akan bisa melihatku.”

Maksudnya, Musa tidak akan mampu melihat Allah di dunia, tapi lihatlah kearah gunung. Maka jika gunung tersebut tetap pada tempatnya ketika Allah menampakkan diri-Nya, maka Musa akan dapat melihat-Nya.

Namun, tatkala Allah SWT menampakan diri kepada gunung tersebut, Dia menjadikannya hancur rata dengan permukaan tanah dan Musa langsung jatuh pingsan.

Setelah Musa siuman dari pingsannya, dia berkata, ”Maha suci engkau wahai tuhanku, dari segala yang tidak pantas dengan keagunganMu. Sesungguhnya aka bertaubat kepadaMu dari permintaanku kepadaMu untuk bisa melihatMu di kehidupan dunia ini. Dan aku adalah orang-orang yang pertama beriman kepadaMu dari kaumku."  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler