Polemik Nasab, Habib Quraisy Baharun: Silakan Berpendapat tapi Jangan Terpecah Belah
Habib Quraisy Baharun menanggapi tentang polemik nasab para habib.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Jalsah Itsnain Itsnain Majelis Rasulullah Jawa Barat yang juga pengasuh Pondok Pesantren As Shidqu, Kuningan, Jawa Barat, Habib Quraisy Baharun, menanggapi tentang polemik nasab para habib di Tanah Air yang disebut belum terkonfirmasi secara ilmiah tersambung hingga ke Rasulullah SAW.
Dalam salah satu majelisnya yang juga disiarkan melalui kanal YouTube Madrasah Rasulullah pada Ahad (11/05/2023) Habib Quraisy mengaku bahwa banyak orang yang memintanya untuk menyikapi tentang polemik nasab para habib.
Habib Quraisy mempersilakan setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya, akan tetapi menurutnya jangan sampai memecah belah kaum Muslim dan orang-orang berilmu yang justru akan membuat sedih Rasulullah SAW.
"Orang berpendapat silakan saja berpendapat, tapi tidak harus menjadi perpecahan di antara kaum muslimin apalagi sampai menjadi perpecahan di antara ahlul 'Ilmi. Ini yang dirugikan bukan Habib, tapi yang dirugikan nabi Muhammad SAW, yang bersedih nabi Muhammad SAW. Coba masing-masing berpikir apa yang diucapkannya, apa tujuannya, apa manfaatnya," kata Habib Quraisy.
Habib Quraisy mengatakan bahwa dirinya berpegang pada ulama-ulama terdahulu yang tak satupun ada yang meragukan nasab para habib di Tanah Air. Ia mencontohkan seperti Mbah Umar Pacitan dan KH. Maimun Zubair adalah ulama-ulama yang memiliki kecintaan terhadap para habib. Mereka menurut Habib Quraisy bukan saja ulama yang memili keilmuan yang tinggi tetapi juga mempunyai firosah (penglihatan batin).
"Kesimpulannya bahwa kenapa ulama-ulama dulu tidak ada yang meragukan (nasab habib di Indonesia)? Padahal mereka ahli basiroh, ilmunya luar biasa, pengetahuan terhadap sejarahnya luar biasa. Yang saya pikir satu, mereka ahlul basiroh, ahlul firohsah, ahlul Nur, dan itu pegangan kita semuanya dalam masalah-masalah yang membingungkan seperti sekarang ini," katanya.
Di ketahui bahwa polemik nasab para habib bermula dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh ulama Banten yakni KH. Imaduddin Utsman Al-Bantani yang menyebut bahwa nasab para habib di Tanah Air yang memiliki garis keturunan kepada Alawi bin Ubaidillah 'bin' Ahmad Al-Muhajir belum terkonfirmasi secara ilmiah tersambung hingga ke Rasulullah SAW. Polemik nasab semakin memanas ketika Habib Bahar bin Smith menyebut justru yang nasab keturunan wali songo telah terputus.