PGN Usung Gas Bumi Sebagai Energi Transisi dan Tiga Pilar Energi di IKN
Gas bumi memiliki peran sebagai energi transisi menuju target Net Zero Emission
REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina mendukung program strategis pemerintah dalam mengembangkan ibu kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dan penyediaan energi yang bersih di IKN. PGN menerapkan kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi dalam utilisasi gas bumi di IKN di mana gas bumi memiliki peran sebagai energi transisi menuju target net zero emission.
Trilema Energi meliputi Energy Security (Secure & reliable), Energy Equity (Affordable & Available), dan Environmental Sustainability (Green & Clean). Dengan prinsip energy security, PGN mengelola pasokan energi dalam negeri yang distribusikan secara luas dan efektif serta menjaga keandalan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.
Energy equity, PGN ingin menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat. Kemudian environmental sustainability, PGN menciptakan pemanfaatan energi gas bumi yang bersih dan ramah lingkungan.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar, mengungkapkan, dalam Puncak Acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pembangunan infrastruktur gas bumi oleh PGN dilaksanakan secara bertahap menjadi 5 (lima) tahapan pada area pengembangan IKN, berdasarkan tahapan pertumbuhan penduduk yang ditetapkan oleh Bappenas. Pembangunan ditujukan untuk pemenuhan energi sektor komersial dan rumah tangga.
“Pada tahap 1 dan tahap 2, pembangunan infrastruktur gas di IKN akan memanfaatkan moda beyond pipeline, yaitu CNG atau LNG dan disebut dengan skenario bridging. Sedangkan, pada tahap 3 hingga tahap 5, akan menggunakan pipa penyalur yang sumber gasnya berasal dari Pipa Senipah–Balikpapan sebagai skenario utama,” kata Achmad memaparkan, Ahad (11/6/2023).
PGN telah merambah wilayah Kalimantan Timur dalam utilisasi gas bumi sehingga dalam pengembangannya dapat menjangkau IKN. Di wilayah Kalimantan Timur, PGN mengelola penyaluran gas secara terintegrasi meliputi Pipa Transmisi Senipah-Balikpapan (konstruksi 2022-2023), jargas Kota Samarinda, Jargas Kabupaten Kutai Kartanegara, Jargas Kota Bontang, Jargas Kota Balikpapan, Pipa Transmisi Tanjung Santan-KM53-SKG Bontang, SPBG Balikpapan, LNG Filling Station Bontang, dan LNG Retail ke Industri dan Komersial yang dimulai 2023.
Potensi demand gas bumi di IKN kurang lebih 12,6 BBTUD sampai dengan tahap 5 dan dapat menyumbang penurunan emisi CO2 mencapai 45.852 Ton CO² per tahun.
Achmad melanjutkan, untuk suplai gas di IKN, PGN akan menyediakan dari Lapangan Gas Kalimantan Timur yang dialirkan melalui pipa PGN Senipah-Balikpapan. Kemudian dapat menggunakam LNG Filling Station milik PGN dengan kapasitas 12,8 BBTUD dengan alokasi gas yang masih tersedia sebesar 4 – 7 BBTUD.
Sementara, SPBG Balikpapan dioperasikan oleh Pertamina Retail memiliki kapasitas 1 BBTUD, dengan kapasitas yang masih tersedia sebesar 0,2–0,4 BBTUD. PGN juga memiliki alokasi LNG Kayan sebesar 5 BBTUD, alokasi yang masih tersedia sebesar 2,5 BBTUD.
Pemenuhan gas bumi di IKN oleh PGN mengacu pada Kebijakan Energi IKN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022, IKN direncanakan menggunakan “campuran gas hidrogen dan gas alam” sebagai sumber dari gas kota agar sejalan dengan visi IKN dengan konsep net zero emission.
“PGN selaku pelaksana penugasan Pertamina untuk pengembangan gas di IKN, siap berkolaborasi dengan Otorita IKN serta stakeholder lain untuk mengembangkan gas bumi di IKN secara khusus. PGN juga siap melayani dan menyalurkan gas bumi untuk sektor yang lainnya, di wilayah Kalimantan Timur,” ujar Achmad.
Gas bumi merupakan energi transisi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, pemanfaatan gas bumi di IKN membawa manfaat positif serta, sejalan dengan visi Indonesia menuju net zero emission pada 2060.
“Gas bumi menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibanding dengan BBM. Selain itu, gas bumi berasal dari dalam negeri, maka devisa negara untuk kebutuhan impor energi dapat dihemat. Terakhir, konsumen akan mendapatkan produk dan layanan energi yang praktis, andal, nyaman dan aman. Harga gas juga lebih kompetitif dibanding energi lainnya,” ujar Achmad.