Seluk-beluk Tentara Bayaran Chechnya yang Gantikan Wagner Group

Karena narsisme di medsos, tentara bayaran Chechnya dijuluki pejuang Tiktok

Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mencoba menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia, yang dengan sukarela dan efektif menjalankan tugas tempur.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY -- Pejuang dari batalyon Chechnya telah muncul sebagai tokoh perang Ukraina yang paling dipuji oleh media. Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mencoba menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia, yang dengan sukarela dan efektif menjalankan tugas tempur.

Namun, kenyataannya mereka adalah tentara bayaran dari berbagai daerah, baik yang direkrut secara paksa sebagai hukuman atas berbagai pelanggaran maupun diiming-imingi uang. Mereka disebut kurang mampu melakukan tugas pertempuran nyata, tetapi rajin membuat dan mengunggah video "gaya Rambo".

Dalam laporan the Insider pada Agustus 2022, seorang sumber yang bertempur dalam pasukan Kadyrov mengatakan, mereka diperlakukan seperti umpan meriam oleh tentara dan mereka yang ingin meninggalkan pasukan akan dibunuh atau disiksa.

Prajurit Tiktok
Tidak ada unit militer Rusia lainnya yang memiliki juru kamera sebanyak pasukan Kadyrov. Juru kamera profesional masing-masing menangani dua kamera. Mereka merekam prestasi kemenangan The 141st Special Motorized Regiment atau dikenal sebagai Kadyrovites, setiap hari.  

Pasukan Kadyrov dibedakan oleh peralatan mahal, penampilan brutal, dan teriakan mencolok "Akhmat adalah kekuatan!". Bahkan, ketika bertempur, setiap pasukan Kadyrovite yang disorot kamera ke arahnya wajib menyapa dan meyakinkannya bahwa dia menjalankan perintah pimpinan.

Karena narsisme dan hasrat mereka yang tak henti-hentinya untuk jejaring sosial, pasukan Kadyrov dijuluki "pejuang Tiktok".  Sebagian besar video menunjukkan pasukan Kadyrovites menembaki jendela gedung tinggi yang kosong, menembaki rel kereta api karena suatu alasan, atau menyelamatkan warga sipil dari ruang bawah tanah.

Pada kenyataannya, tentara bayaran Kadyrov hampir tidak diperlengkapi untuk operasi militer yang sebenarnya. Mereka tidak memiliki senjata berat, tidak ada artileri, tidak ada kekuatan udara. Mereka hanya bisa menyerbu wilayah yang telah direbut, dan meneror warga sipil.  

Kisah sadis Mongush dari batalion Akhmat baru-baru ini menyiksa seorang tahanan Ukraina di depan kamera. Ini adalah salah satu contoh bahwa pasukan Kadyrov terlibat dalam banyak kejahatan perang, seperti pembantaian Bucha. Karena sama sekali tidak siap untuk perang yang sebenarnya, mereka sendiri sering menderita kerugian besar. Misalnya, pada hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, konvoi mereka diserang oleh drone Bayraktar, dan puluhan tentara bayaran Chechnya terbunuh.

Baca Juga


Baca Juga: Rusia Ganti Wagner Group dengan Prajurit Tiktok

Eksploitasi mereka juga disiarkan di televisi lokal dan difilmkan oleh tim juru kamera dari Perusahaan Penyiaran Radio dan Televisi Negara Chechnya. Bahkan, pihak Rusia sering menyuarakan skeptisisme tentang kesiapan tempur Kadyrovites. Komandan batalion Vostok dari Donetsk, Alexander Khodakovsky, mengatakan, pasukan Kadyrovites atau pasukan Akhmat hanya cocok untuk operasi lapis kedua dan ketiga, yaitu untuk membersihkan wilayah pendudukan dan memeriksa identitas.

“Komandan menjelaskan dirinya sendiri atas kata-katanya yang ceroboh tentang pejuang Chechnya yang berpartisipasi dalam operasi khusus di Ukraina. Ternyata dia membuat asumsi berdasarkan informasi palsu. Tapi, sekarang setelah melihat pejuang kami dalam pertempuran, Alexander (Khodakovsky) secara pribadi yakin akan profesionalisme tinggi mereka,” tulis Kadyrov di saluran Telegramnya.

Bukan Jihad
Kadyrovites adalah tentara bayaran tertinggi di Chechnya. Pihak berwenang siap membayar banyak uang agar orang setuju untuk berperang di Ukraina.  Selama perang Chechnya pertama dan kedua, otoritas separatis Ichkeria tidak membayar milisi, tetapi tidak pernah ada kekurangan orang yang bersedia memperjuangkan ide tersebut.  

Tidak seperti pasukan Ichker, pasukan Kadyrov tidak bersemangat untuk berperang, dan mereka pergi ke Ukraina demi uang yang telah dijanjikan. Tetapi, tidak semua orang mendapatkan apa yang dijanjikan. Oleh karena itu, beberapa pejuang yang kembali dari Ukraina mengunggah pesan video terbuka, dengan mengatakan bahwa tunjangan sosial mereka dicabut dan perawatan medis ditolak.

Baca Juga: Kelompok Wagner Tolak Teken Kontrak Militer dengan Kemhan Rusia


Pihak berwenang mencoba meyakinkan pasukan Kadyrov bahwa berperang di Ukraina adalah hal yang benar dari sudut pandang Islam. Misalnya, Mufti Chechnya, Salah Mezhiev, dan beberapa teolog kesayangan Kadyrov telah mengakui bahwa partisipasi dalam perang melawan Ukraina adalah jihad. Kadyrov sering mengatakan bahwa perang di Ukraina adalah tugas suci semua Muslim.

Namun, orang-orang di Chechnya tampaknya tidak percaya pada kebenaran perang di Ukraina. Melalui telepon, kerabat para pejuang meminta agar mereka tidak mempertaruhkan nyawa. Mereka berkata, "Ini bukan perang kami, dan kami tidak membutuhkannya." 

Sebagai tanggapan, orang Kadyrov dengan rela berbicara tentang tentara Ukraina. Menurut mereka, Ukraina berjuang sangat keras tanpa memberi mereka istirahat. Secara harfiah, semua tentara Chechnya mengatakan, mereka tetap berada di belakang formasi tentara Rusia lainnya.

Bayaran besar...




Bayaran besar
Menurut salah satu sumber The Insider, tentara resimen Kadyrov telah dijanjikan bayaran sebesar 600.000 rubel untuk partisipasi dalam operasi militer. Bayaran itu berasal dari Kementerian Pertahanan sebesar 300.000, dan 300.000 lainnya dari Ramzan Kadyrov. Angsuran pertama sebesar 300.000 rubel diberikan kepada para sukarelawan dalam bentuk tunai sebelum keberangkatan mereka sehingga beberapa pria melakukan perjalanan ke zona pertempuran dengan membawa uang tersebut.  

Uang ini juga digunakan untuk membeli peralatan tambahan.  Menurut salah satu sumber, uang tersebut berasal langsung dari Yayasan Akhmat Kadyrov. Menurut sumber lain yang dekat dengan dinas khusus, uang yayasan berasal dari pengusaha dan iuran wajib dari pegawai negeri.

Semua sumber mengonfirmasi bahwa sukarelawan dikirim ke perang tanpa pengalaman militer, mereka bahkan tidak diharuskan untuk bertugas di ketentaraan. Pelatihan memakan waktu seminggu, selama waktu itu para rekrutan diberi tahu secara umum cara menembakkan senapan otomatis dan memuat magasin. Mereka hanya diberi seragam, sementara peralatan pelindung diberikan di lapangan.

Sumber mengatakan, beberapa pejuang mengenakan baju besi yang diambil dari tentara musuh yang mati. Hal ini dikonfirmasi oleh pengamatan pejuang batalion Akhmat yang berfoto dengan perlengkapan jarahan.

Rata-rata, setiap unit terdiri dari 200 orang. Setelah apa pelatihan, pasukan Kadyrovites diterbangkan ke Rostov-on-Don. Kemudian mereka dibawa dengan bus ke zona pertempuran di Donbass, dan dikirim ke garis depan.

Baca Juga: Pasukan Rusia Tembak Gedung Sipil di Kampung Halaman Zelenskyy

Setiap orang yang telah meninggalkan batalion dihukum dengan dibunuh. Untuk setiap orang Ukraina yang terbunuh atau ditawan, para pejuang Kadyrovites seharusnya menerima bonus, tetapi kenyataannya, menurut sumber, tidak ada yang menerima uang itu. Hal yang sama berlaku untuk pembayaran terhadap tentara yang terluka akibat perang.

Mereka yang mengalami luka-luka dijanjikan akan diberikan kompensasi sebesar 3 juta rubel. Tetapi, kompensasi itu tak kunjungi cair. Mereka yang terluka hanya dibalut perban dan dikirim kembali ke garda depan. Jika menolak, mereka diancam dengan hukuman.

Secara keseluruhan, menurut berbagai perkiraan, ada 18.000-20.000 tentara Kadyrov, tetapi hanya sebagian kecil dari mereka yang pergi ke Ukraina. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, 2.500 tentara bayaran yang direkrut dari Chechnya dikirim ke Ukraina antara Maret dan akhir Mei. Sementara itu, menurut The Insider, awalnya hanya warga negara Chechnya yang direkrut, kemudian penduduk dari semua wilayah Rusia diterima, dari Moskow hingga Kalmykia.

Digaet Pemerintah Rusia...

Digaet Pemerintah Rusia 

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin (12/6/2023),  telah menandatangani kontrak dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechnya. Pengumuman ini sehari setelah pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner Yevgeny Prigozhin menolak untuk melakukannya.

Penandatanganan tersebut mengikuti perintah bahwa semua unit sukarelawan harus menandatangani kontrak sebelum 1 Juli. Pakta itu menempatkan pasukan tersebut di bawah kendali Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.

Sebagai imbalan dari kesediaan itu, para pejuang sukarela akan mendapatkan manfaat dan perlindungan yang sama seperti pasukan reguler. Mereka yang terlibat dalam tugas mendapatkan dukungan dan jaminan untuk keluarganya jika terluka atau terbunuh.

"Saya pikir ini adalah hal yang sangat bagus," kata Komandan Akhmat Apty Alaudinov yang ikut serta dalam penandatanganan kontrak seperti dikutip situs Kementerian Pertahanan setelah menandatangani kesepakatan.

Eksodus Massal Pria Rusia - (Reuters)
 
 
Wakil kepala staf umum Rusia Kolonel Jenderal Alexei Kim  mengatakan setelah menandatangani perjanjian dengan Chechnya, bahwa dia berharap unit sukarelawan lainnya akan mengikuti. Namun, pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner Yevgeny Prigozhin telah mengobarkan perseteruan semakin dalam dengan Kementerian Pertahanan.

Prigozhin sebelumnya menuduh lembaga itu gagal memberikan pasokan amunisi yang memadai kepada Wagner di Ukraina, dalam serangan terbaru dia menyatakan penolakan untuk menandatangani kontrak semacam itu.

Baca Juga: Ukraina Kembali Tuduh Rusia Ledakkan Bendungan demi Ciptakan Banjir

Tidak seperti Prigozhin, pemimpin paramiliter Akhmat Ramzan Kadyrov baru-baru ini menahan diri untuk tidak mengkritik Kementerian Pertahanan. Anggota dari kedua kelompok itu telah berdebat secara terbuka, dengan salah satu sekutu dekat Kadyrov memilih Prigozhin sebagai sosok yang selalu berteriak tentang masalah.

Alaudinov mengatakan, unit tersebut telah menyiapkan dan mengirim puluhan ribu sukarelawan ke Ukraina dalam 15 bulan terakhir. Moskow mengatakan pada pekan lalu, pasukan Akhmat melancarkan serangan di dekat kota Maryinka, di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler